Rabu, 23 Maret 2011

Tentang Negeri SAKURA


Seharusnya bika kau temui bersahajanya Fujiyama
Kau tunfukan muka pada Sang Ufuk
Agar benang halus terus saja memberi
Gambaran akan guratan saat Kobe dan Kanton-pun memberi kabar, saat pula
Bumi memberikan sebelah wajahnya yang berdebu

Lalu lalang ketiak bumi kembali menjengukmu
Sehingga kelopakmu telah rontok dibawa angin kembara
Persisnya di Bulan Maret, saat semua jendela rumah terbuka
Sakuraku telah melipatkan bunga yang berharum kembang setaman


Bukankah semua kemurahan yang ada di beranda langit
Telah dicurahkan, saat Sang Ufuk berniat melepas lelah
Di lembah, bukit, hutan tempat Iwojima dan Saidan
Berbenah laksana perawan, bersuka ria
Di sore hari ketika telah halus sutera sang mentari

Jangan kau jinjing lagi kepulan mesiu
Pada tahun 45, kala semua mata terbelalak
Kala Hiroshima dan Nagasaki mengumpat kata
Dan menyambung tangga hendak meraih jendala langit
Damailah sakura bungaku

Semarang 23 Maret 2011. Pondok Sastra HASTI Semarang

Selasa, 22 Maret 2011

Negeri Bara Di Tengah Karunia ILLAHI


Seorang pemerhati kemanusia telah mengatakan bahwa “ Bumi telah bergoncang hebat dan dibarengi dengan tsunami beberapa saat sebelumnya, di sebuah negeri yang sebagian besar rakyatnya telah akrab denngan bencana alam. Negeri itu tidak lain adalah Jepang (The world is reacting with shock at the huge quake and tsunami that has devastated Japan, but people there have learnt to expect natural disasters).
Kala itu semua gelas gelas minum berhamburan, menumpahkan isinya persis seperti terhempas angina badai, padahal di ruang perjamuan itu tidak terasa satu hembusan anginpun. Semua terbungkam seribu bahasa, meski semua hasrat hati belum tertumpahkan.



Salah satu hadirin berteriak nyaring,” Gempa ! “, matikan tabung gas,!!!”
Saat itu baru pertam kali kami merasakan gempa yang begitu mengguncang, dan kami merasakan betapa kuatnya sebuah gempa yang menerpa kami. Meski baru beberapa hari kami tinggal di negeri Sakura. Rasa bimbang menyelimuti kami, apakah kami harus berlari keluar kamar perjamuan atau harus berlindung di bawah meja. Hanya beberap detik setelah itu, semua saluran TV menayangkan baru saja telah terjadi gempa lengkap dengan kekuatan dan epicentrumnya.

Gempa ini cukup besar dan orang orang Jepangpun sudah tahu sebel;umnya bakal terjadi gempa. Lantas timbul pertanyaan kapan gempa itu akan berlangsung. Secara tradisional, mereka akan tahui datangnya sebuah gempa bila ikan ikan di kolam/tambak/lautan akan berloncatan ketakutan. Bahkan Pemerintah Jepangpun masih melakukan penelitian tentang monitoring kapan kedatngan suatu gempa.


Masyarakat Jepang telah akrab dengan bencana alam dan mampu sedikitnya melakukan tindakan penyelamatan terhadap kedatangan bencana alam seperti, banjir, badai, kebakaran atau bencana yang paling sering, yaitu gempa bumi dan ombak besar yang diakibatkan gempa tersebut (tsunami).
Hidup di Neraka ?

Kepulauan Jepang terletak di atas Gunung Fuji. Sehingga sering kita temui adanya banyak uap yang menyembur dari retakan batuan, dan menyebabkan fenomena musim semi yang hangat. Pemandangan seperti ini sungguh sangat menakjubkan. Di Kota Beppu kita dapat menyaksikan kolah yag dipenuhi air belerang yang tersimpan di perut bumi. Dengan dasar kolam berwarna hitam kemerahan. Orang Jepang menamakan kolah ini dengan Jigoku ( Neraka). Setiap orang Jepang tahu, bahwa sewaktu waktu kekuatan bumi akan tiba.

Gempa Besar Kanto, 1923.

Api menerjang semua perumahan yang terbuat dari kayu, yang diakibatkan gempa besar dan menewaskan 140.000 warga Jepang. Sejak saat itu perkembangan populasi penduduk di Kanto bahkan bertambah pesat dan jajaran kota kota yang tumbuh di atas gunung yang terletak di bawah laut. Semua warga Jepang tahu bahwa tekanan antara lempengan bumi di bawah mereka, sewaktu waktu akan mengeluarkan tenaga.

Oleh karena itu semua warga telah siap setiap waktu, baik anak sekolah maupun pekerja selalu mengikuti latihan menghadapi gempa. Lantas bagaimana gempa dan tsunami yang menerjang mereka tanggal 11 Maret 2011 silam, yang ditandai dengan perhatian dunia internasional pada dampak bencana alam tersebut, yaitu bocornya pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, karena timbulnya panas yang berlebihan.12,645 hilang.

Salah seorang saksi mata, yaitu Martin Mckeown, dari Ishinomaki menjelaskan bahwa sebuah sekolah dasar di Ishinomaki, bagian Utara Jepang telah luluh lantak diterjang gempa dan tsunami. Dia dan seluruh keluarganya terseret tsunami yang tingginya lebih dari 1 meter, saat dia dalam perjalanan pulang ke rumah.
Martin Mckeown berasal dari Otley sebelah Barat Yorkshire, dia hidup di Jepang karena istrinya berasal dari Jepang. Selanjutnya dia melaporkan bahwa Ishinomaki adalah kota yang termasuk cukup parah diterjang bencana itu. Setelah kejadian itu dia bersama keluarganya yag selamat tidur di mobil untuk beberapa hari.
Setelah kejadian itu dia memanjat bukit yang ada disekitarnya dan menyaksikan bahwa kota Ishinomaki telah rusak total dan hilang. Padahal sebelumnya mereka menyaksikan kota itu masih dipenuhi bangunan. Oleh karena itu mereka bersyukur bahwa mereka baru saja selamat dari sapuan gelombang raksasa yang menerjang kota mereka.

Senin, 21 Maret 2011

Bahasa Dan Sastra Jepang

Sebuah budaya yang agung dan tetap eksis sepanjang millennium, dari masa prasejarah (Jōmon period) hingga modern dengan (hybrid culture), yang dikombinasikan dengan budaya Asia, Europe and North America. Inilah Budaya Jepang, yang terus berkembang dari jaman isolasi dunia luar atau jaman Tokugawa shogunate hingga jaman kedatangan kapal Eropa "The Black Ships" dan Restorasi Meiji ( Meiji period).


Fūjin and Raijin, Lukisan karya Tawaraya Sōtatsu, abad ke- 17.




Pine Trees, Karya Hasegawa Tōhaku

Bahasan Jepang sangat memegang peranan nyta dalam budaya Jepang. Karena bahasa ini digunakan di seluruh pelosok negeri ini dan komunitas emigrant di seluruh dunia. Oleh karena itu bahasa Jepang berperan sebagai pemersatu (agglutinative language) dan perbendaraan vocal/suara bahasa ini relative sedikit, tetapi dibedakan maknanya berdasarkan sistim aksen. Tahap awal budaya Jepang dikenal dunia luar adalah pada abad ke 8. Sedangkan bahasa Jepang dikenal di China tercatat dalam sejarah China adalah pada tahun 252 A.D.

Bahasa Jepang ditulis dalam 3 kombinasi, yaitu hiragana, yang merupakan derivasi huruf China , katakana, derivasi huruf sederhana dari karakter China, dan kanji, yang diimpor dari China. Huruf Latin atau Latin alphabet, dalam Bahasa Jepang disebut rōmaji, dewasa ini digunakan olem masyarakat modern Jepang, khususnya untuk nama perusahaan/lembaga bisnis. Logo, advertensi dan computer. Sstem Angka Jepang Sino-Japanese numerals juga msih umum digunakan.
Lukisan Karya Murasaki Shikibu


Peranan lukisan di budaya Jepang berlangsung cukup lama, dengan menggunakan kuas tradisional tetapi memiliki nilai artistic yang cukup tinggi. Apalagi setelah kertas dari China mulai dikenal pada abad ke 7 berkat jasa Damjing and tokoh tokoh agama Goguryeo. Oleh karena itu tehnik melukis Jepang Kuno masih dipertahankan hingga kini

Huruf dan Bahasa Jepang itu sendiri lebih mengarah ke kaligrafi yang rumit. Kaligrafi bagi masyarakat Jepang sebenarnya adalah seni yang berasal dari barat. Sehingga penggunaanya masih terbatas saat itu. Akan tetapi bagi Negara Negara Asia Timur setiap tulisan cenderung diapresiasikan dengan bentuk seni, yang bertujuan sebenarnya untuk menuliskan sebuah informasi. Karya sastra pada masyarakat timur biasanya berbentuk prosa, puisi, kisah dsb. Gaya dan format penulisan adalah perwajahan tujuan penulisan.

Bentuk penuangan dalam seni seperti tersebut di atas disebut dengan ‘Shodo’ (書道) yang secara literature diungkapkan sebagai tujuan utama penulisan kaligrafi ‘the way of writing or calligraphy’ atau dalam Bahasa Jepang ‘Shuji’ (習字), yang berarti menulis sebuah karakter. Sedangkan melukis suatu objek benda disebut dengan ‘Sumi-e’ (墨絵) l


Seni pahat Jepang (Patung ) didominasi oleh gaya seni Budha, seperti Tathagata, Bodhisattva dan Myō-ō. Patung ysng p[sling tus di Jepang yang terbuat dari kayu, disebut dengan Amitābha pada kuil Zenkō-ji pada jaman Nara (Nara period)

Satus status Budha ini dibangun oleh pemerintas untuk menaikan pamor Negara. Status ini bisa kita lihat di Kota Nara danKyoto, sebagian besar status Budha dibuat kolosal seperti pada Buddha Vairocana di kuil Tōdai-ji.
Kayu pada masyarakat Jepang dianggap sebagai bahan bangunan yang murah dan penyusun penting arsitektur Jepang dengan pewarnaan/[engecetan yang kontras tetapi tipis.
Ukiyo-e


The Great Wave at Kanagawa, Dipahat
Hokusai


Ukiyo-e, secara literature berarti melukis pada media yang mengambang. Adalah salah satu jenis lukisan di atas kayu (woodblock prints ) yang banyak dipajang dengan karakter/gaya seni Jepang sebelum Meiji.

Ikebana

Ikebana (生花?) adalah seni merangkai bunga. Fenomena ini sebenarnya telah dibudayakan oleh masyarakat dunia, karena menyangkut keindahan, keserasian, warna dan seni menyusunya. Penggunaan bunga ini jelas sangat berhubungan denga musim, meski arti yang sebanarnya lebih dari harga bunga tersebut. Wanita wanita Jepang setelah menikah mulai menekuni pembelajaran Ikebana untuk menunjukan sifat kewanitaan.

Teater

Masyarakat Jepang mengenal 4 karakter dalam teater, yaitu noh, kyogen, kabuki and bunraku. Noh adalah jenis teater yang menggabungkan musik dan tarian ( sarugaku) yang dirancang pertama kali oleh Kanami dan Zeami Motokiyo.
Seluruh aspek teater di apresiasikan dengan topeng, dandanan dan makna yang tersimpan dalam figure tersebut. Noh dimainkan oleh lima anggota kyogen, Kyogen dipilih dari sosok yang humoris/lawak . Mulai dikenal masyarakat Jepang sebelum abad ke 8 dan berasal dari China.

Kabuki lahir pada awal perioda Edo yang dilangsungkan di Izumo no Okuni di Kyoto. Pada tahun 1629 pemerintahan Edo melarang para wanita penjaja seks untuk memainkan kabuki, dan peran wanita saat itu digantikan dengan pria (onnagata). Karakteristik kabuki lainnya adalah rias actor menurut perananya (kumadori). Pada masa berkembangnya kabuki, lahir pula wayang golek (bunraku) , yang sebenarnya telah lahir terlebih dahulu pada perioda Heian (Heian period).

Sabtu, 12 Maret 2011

Tidak Sok Jagoan Lagi

Amran hanya duduk termenung di pojok kelas selama beberapa hari ini. Apalagi bila waktu istirahat tiba, sama sekali Amran tidak menampakan senyum manisnya seperti biasanya. Padahal sehari-hari dalam kelas Amranlah yang dikenal teman teman dan bahkan guru gurunya sebagai murid yang bawel atau suka membuat kegaduhan dalam kelas. Tentunya sesuatu terjadi pada diri Amran, hingga dia bersikap seperti itu.

Rasa was was dan ingin tahu sudah barang tentu sekarang menjalar ke tiap pasang mata yang ada dalam kelas, apa gerangan yang terjadi dengan Amran, jangan jangan Amran sakit keras, tapi mengapa dia tiap hari berangkat sekolah, atau apa Amran mempunyai kesalahan pada bapak/ibu guru. Pertanyaan seperti itu sekarang terdengar dimana mana, namun tidak ada satupun siswa yang berani menanyakan langsng pada Amran. Hal ini karena tiap hari Amran selalu menampakan gurat wajah yang garang sekaligus sedih dan terkadang kelihatan bingung.

“Eh Adi, kamu kan ketua kelas!. Coba kamu sampaikan kepada wali kelas kita tentang Amran. Sebelum dia jatuh sakit atau apa. Sudah jelas Amran sudah tidak bisa sekolah lagi, kalau keadannya seperti ini terus” . Sebuah gagasan yang menarik timbul dari Melly, yang sontak disetujui oleh teman teman semua yang sedang kumpul di kantin belakang sekolah saat istirahat pertama.

“Ah …itu ide bagus Mel, tapi bagaimana aku menyampaikan pada Pak Tris ?”. Ada keraguan dalam diri Adi, lantaran dia takut bila Amran marah kepada dia bila masalahnya disampaikan wali kelas mereka. Alasan Adi sang ketua kelas memang masuk akal, karena Amran termasuk teman mereka yang bandel dan urakan.

“Kenapa takut Di ?, biar aku antar kamu menghadap Pak Tris” seru Willy, siswa yang selalu menenmpati rangking pertama dalam nilai rapotseak kelas VII. Sehingga mereka semua memanggil Willy dengan sebutan “The Smart Boy”.

“Bukan gitu masalahnya, Smart !, aku takut Amran marah sama aku, kamu semua kan tau?, kalau Amran anaknya Sering membuat kacau”. Adi sang ketua kelas yang diakui berwibawa sekaligus cakap dan pandai serta berwajah ganteng, maka wajar saja kalau teman temanya memanggil dengan panggilan gaul “handsome”. Saat ini Handsome sepertinya ragu ragu untuk menyampaikan permintaan teman temannya.

“Hai Handsome !, Kita serahkan masalah Amran pada wali kelas kita.Kenapa takut ?. Justru kita berniat menolong dia agar kembali seperti dulu lagi: Melly mendesak Handsome agat betul betul menyampaikan maksud baik temen temen sekelasnya Amran.

***

‘Kalian tidak usah sedih dan cemas tentang keadaan Amran. Bapak sudah tahu semuanya” Jawab Pak Tris kepada Smart, Handsome dan Melly kala mereka menghadapnya di kantor guru pada suatu siang.

“Lantas apa yang terjadi dengan Amran, Pak” Handsome tak sabar menunggu penjelasan wali kelas mereka.

“Sebelum Bapak jawab, Bapak sangat terkesan dengan sikap kalian semua yang peduli dengan dengan nasib teman kamu yang satu ini, Amran memang sedang mengalami tekanan dan penderitaan hidup yang berat bagi anak seusia kalian, Bayangkan saja, Ibu Amran sekarang sudah tidak mengirimkan wesel lagi “

“Lho…kemana perginya Ibu Amran, Pak !” Tanya Melly.

“ Sejak dia masih duduk di kelas VII, dia sudah ditinggal ibunya menjadi TKW di Saudi Arabia. Tapi selama itu kiriman wesel ibunya selalu lancar, namun 3 bulan belakangan ini kiriman wesel ibunya terhenti sama sekali, bahkan selembar kertas suratpun tidak pernah dikirim ibunya, setelah Negara itu mengalami kekacauan”

“Amran kan masih punya bapak ?” Dalam diri Smart kini mulai timbul rasa iba terhadap nasib Amran.

“Huuuh..berapa sih penghasilan bapaknya yang hanya bekerja sebagai abang becak, apalagi bapaknya sekarang sedang sakit keras, karena bersedih memikirkan nasib ibunya Amran yang hingga kini belum jelas nasibnya “

“Oh ya Pak, Amran kan masih punya adik ?”

“Betul Mel, dia masih punya 2 adik yang masih duduk di sekolah dasar. Kamu bayangkan betapa paniknya Amran. Seusia bapak saja belum tentu kuat menghadapi cobaan seperti temanmu itu, jadi doakan Amran agar dia bisa tabah menghadapi ini semua.”

“Terus siapa yang membiayai Amran dan adik adiknya ?” Tanya Handsome.

“Bapak tidak sampai hati menanyakan ini semua, bapak sudah bisa membayangkan betapa beratnya beban anak ini. Oleh karena itu, bapak mencoba untuk menyampaikan masalah Amran kepada Bapak Kepala Sekolah “

“Apa jawaban bapak kepala, Pak,?” Tanya Smart

“Yah..sekolah hanya mampu memberikan keringanan pembayaran untuk Amran dan berencana memberikan beasiswa yang akan diterimanya pada Upacara Hari Peringatan Ibu Kartini, 21 April nanti”

“Tetapi kebutuhan hidup Amran dan keluarganya kan masih banyak, Pak !, mana cukup kalau hamya dari beasiswa saja” Melly sambil membuka kedua tanganya mengajukan protes kepada pihak sekolah

“Sekolah hanya bertugas mengantarkan Amran supaya bisa berhasil dalam UN SMP tahun ini, selebihnya adalah tugas masyarakat temasuk kalian semua. Pak Guru harap kalian jangan mengucilkan dia, karena dendam dan marah. Pak Guru tahu Amran anaknya bandel dan sok usil, sehingga sering merepotkan kalian. Tapi dalam diri anak itu sebenarnya dia anak yang baik. Hanya kasih sayang orang tuanya saja yang dia tidak utuh menerimanya “

“Kasihan Amran ya teman teman !…Sebaiknya Handsome dan kau Smart segera membentuk Tim Penyelamat Nasib Amran…he..he..he” Canda dari Melly segera mendapatkan sambutan senyuman dari mereka yang berkympul.

“Beres Mel, kelas kita kan punya Squad penyelamatan untuk tugas seperti itu” sahut Handsome, yang disambut dengan tepukan tangan Pak Tris wali kelas mereka.

“Baik anak anaku, terserah kalian saja untuk memberi bantuan apa saja kepada Amran. Kita sudahi saja pertemuan ini, hari sudah siang. Kalian kan sebentar lagi mengikuti pelajaran tambahan. Silakan ke kelas, Pak Guru pamit. Selamat siang anak anaku !”

***
Rumah berdinding papan kayu beralas tanah masih kelihatan lengang, meski hari Minggu ini matahari telah sepenggalah tingginya di belakan bumi sebelah timur. Pintu depan rumah tua itu hanya tertutup tak terkunci, dari dalam rumah tak terdengar suara musik atau hiburan apapun. Hanya suara daun daunan di kebon samping rumah itu yang saling bergesek diterpa angin kemarau. Tanpa canggung tim Squad, yang terdiri dari Hondsome, Smart, Melly, Riska dan Teddy berusaha masuk ke rumah Amran, setelah cukup lama mengetuk pintu tanpa terdengar si empunya rumah.

“Amran..Amran…. bangunlah..aku Willy” berkali kali Handsome menggoyang kaki dan tangan Amran. Jelas kalau temanya itu, masih terkantuk akibat kurang tidur.

“Oh..kamu, sudah lama kamu di sini, sorry teman , aku tadi malam baru bisa tidur larut malam. Silakan duduk di tikar ini” sahut Amran.

“Kenapa kamu begadang, Mran ?” Tanya Teddy

“Semalam bapak badanya panas, setelah adik adiku tidur baru aku memijit bapak yang hingga kini masih panas badanya. Aku terimakasih dan minta naaf “

“Maaf apaan Man, kamu kan tidak punya salah “

“Aku tidak bisa memberimu minum dan…..” jawab Amran dengan suara merintih dan terbata.

“Ah, nggak perlu kamu punya rasa bersalah pada kami semua,Mran !” Teddy memeluk dan merangkul tubuh Amran yang terlihat semakin kurus dan kering. Karena dalam hati Teddy, temen Amran yang paling banyak mendapat getah dari sikap Amran yang sok jagoan di kelas, telah timbul perasaan yang iba.

“Aku sering menyakiti kalian di kelas, maafkan aku ya…!” seru Amran dengan suara yang masih terdengar merintih.

Mendengar rintihan Amran yang memang datang dari hatinya yang sangat bersedih, mereka berlima segera mendekatkan ke arah Amran, sambil memberikan perhatian kepada temen mereka yang malang.

“Amran, kami semua adalah wakil temen temen kelas IX , yang datang menjengukmu. Kami telah memaafkan semua kesalahan kamu dan setulus hati kami ingin agar kamu rajin belajar dan lulus dari UN nanti. Kita akan bertemu lagi, kan Mran ?” Handsome mewakili semua kata hati temen temenya.

Amran hanya diam membisu sambil menundukan wajahnya. Dalam hatinya kini timbul perasaan yang bangga terhadap teman temanya. Mereka bukan hanya memaafkan kesalahan mereka tetapi masih menunjukan rasa prihatinya pada nasibnya serta mereka bersedia mengumpulkan dana untuk meringankan beban penderitaannya. Ah betapa indahnya sebuah persahabatan, demikian hati kecil Amran berbisik.