Senin, 21 Maret 2011

Bahasa Dan Sastra Jepang

Sebuah budaya yang agung dan tetap eksis sepanjang millennium, dari masa prasejarah (Jōmon period) hingga modern dengan (hybrid culture), yang dikombinasikan dengan budaya Asia, Europe and North America. Inilah Budaya Jepang, yang terus berkembang dari jaman isolasi dunia luar atau jaman Tokugawa shogunate hingga jaman kedatangan kapal Eropa "The Black Ships" dan Restorasi Meiji ( Meiji period).


Fūjin and Raijin, Lukisan karya Tawaraya Sōtatsu, abad ke- 17.




Pine Trees, Karya Hasegawa Tōhaku

Bahasan Jepang sangat memegang peranan nyta dalam budaya Jepang. Karena bahasa ini digunakan di seluruh pelosok negeri ini dan komunitas emigrant di seluruh dunia. Oleh karena itu bahasa Jepang berperan sebagai pemersatu (agglutinative language) dan perbendaraan vocal/suara bahasa ini relative sedikit, tetapi dibedakan maknanya berdasarkan sistim aksen. Tahap awal budaya Jepang dikenal dunia luar adalah pada abad ke 8. Sedangkan bahasa Jepang dikenal di China tercatat dalam sejarah China adalah pada tahun 252 A.D.

Bahasa Jepang ditulis dalam 3 kombinasi, yaitu hiragana, yang merupakan derivasi huruf China , katakana, derivasi huruf sederhana dari karakter China, dan kanji, yang diimpor dari China. Huruf Latin atau Latin alphabet, dalam Bahasa Jepang disebut rōmaji, dewasa ini digunakan olem masyarakat modern Jepang, khususnya untuk nama perusahaan/lembaga bisnis. Logo, advertensi dan computer. Sstem Angka Jepang Sino-Japanese numerals juga msih umum digunakan.
Lukisan Karya Murasaki Shikibu


Peranan lukisan di budaya Jepang berlangsung cukup lama, dengan menggunakan kuas tradisional tetapi memiliki nilai artistic yang cukup tinggi. Apalagi setelah kertas dari China mulai dikenal pada abad ke 7 berkat jasa Damjing and tokoh tokoh agama Goguryeo. Oleh karena itu tehnik melukis Jepang Kuno masih dipertahankan hingga kini

Huruf dan Bahasa Jepang itu sendiri lebih mengarah ke kaligrafi yang rumit. Kaligrafi bagi masyarakat Jepang sebenarnya adalah seni yang berasal dari barat. Sehingga penggunaanya masih terbatas saat itu. Akan tetapi bagi Negara Negara Asia Timur setiap tulisan cenderung diapresiasikan dengan bentuk seni, yang bertujuan sebenarnya untuk menuliskan sebuah informasi. Karya sastra pada masyarakat timur biasanya berbentuk prosa, puisi, kisah dsb. Gaya dan format penulisan adalah perwajahan tujuan penulisan.

Bentuk penuangan dalam seni seperti tersebut di atas disebut dengan ‘Shodo’ (書道) yang secara literature diungkapkan sebagai tujuan utama penulisan kaligrafi ‘the way of writing or calligraphy’ atau dalam Bahasa Jepang ‘Shuji’ (習字), yang berarti menulis sebuah karakter. Sedangkan melukis suatu objek benda disebut dengan ‘Sumi-e’ (墨絵) l


Seni pahat Jepang (Patung ) didominasi oleh gaya seni Budha, seperti Tathagata, Bodhisattva dan Myō-ō. Patung ysng p[sling tus di Jepang yang terbuat dari kayu, disebut dengan Amitābha pada kuil Zenkō-ji pada jaman Nara (Nara period)

Satus status Budha ini dibangun oleh pemerintas untuk menaikan pamor Negara. Status ini bisa kita lihat di Kota Nara danKyoto, sebagian besar status Budha dibuat kolosal seperti pada Buddha Vairocana di kuil Tōdai-ji.
Kayu pada masyarakat Jepang dianggap sebagai bahan bangunan yang murah dan penyusun penting arsitektur Jepang dengan pewarnaan/[engecetan yang kontras tetapi tipis.
Ukiyo-e


The Great Wave at Kanagawa, Dipahat
Hokusai


Ukiyo-e, secara literature berarti melukis pada media yang mengambang. Adalah salah satu jenis lukisan di atas kayu (woodblock prints ) yang banyak dipajang dengan karakter/gaya seni Jepang sebelum Meiji.

Ikebana

Ikebana (生花?) adalah seni merangkai bunga. Fenomena ini sebenarnya telah dibudayakan oleh masyarakat dunia, karena menyangkut keindahan, keserasian, warna dan seni menyusunya. Penggunaan bunga ini jelas sangat berhubungan denga musim, meski arti yang sebanarnya lebih dari harga bunga tersebut. Wanita wanita Jepang setelah menikah mulai menekuni pembelajaran Ikebana untuk menunjukan sifat kewanitaan.

Teater

Masyarakat Jepang mengenal 4 karakter dalam teater, yaitu noh, kyogen, kabuki and bunraku. Noh adalah jenis teater yang menggabungkan musik dan tarian ( sarugaku) yang dirancang pertama kali oleh Kanami dan Zeami Motokiyo.
Seluruh aspek teater di apresiasikan dengan topeng, dandanan dan makna yang tersimpan dalam figure tersebut. Noh dimainkan oleh lima anggota kyogen, Kyogen dipilih dari sosok yang humoris/lawak . Mulai dikenal masyarakat Jepang sebelum abad ke 8 dan berasal dari China.

Kabuki lahir pada awal perioda Edo yang dilangsungkan di Izumo no Okuni di Kyoto. Pada tahun 1629 pemerintahan Edo melarang para wanita penjaja seks untuk memainkan kabuki, dan peran wanita saat itu digantikan dengan pria (onnagata). Karakteristik kabuki lainnya adalah rias actor menurut perananya (kumadori). Pada masa berkembangnya kabuki, lahir pula wayang golek (bunraku) , yang sebenarnya telah lahir terlebih dahulu pada perioda Heian (Heian period).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar