Selasa, 22 Maret 2011

Negeri Bara Di Tengah Karunia ILLAHI


Seorang pemerhati kemanusia telah mengatakan bahwa “ Bumi telah bergoncang hebat dan dibarengi dengan tsunami beberapa saat sebelumnya, di sebuah negeri yang sebagian besar rakyatnya telah akrab denngan bencana alam. Negeri itu tidak lain adalah Jepang (The world is reacting with shock at the huge quake and tsunami that has devastated Japan, but people there have learnt to expect natural disasters).
Kala itu semua gelas gelas minum berhamburan, menumpahkan isinya persis seperti terhempas angina badai, padahal di ruang perjamuan itu tidak terasa satu hembusan anginpun. Semua terbungkam seribu bahasa, meski semua hasrat hati belum tertumpahkan.



Salah satu hadirin berteriak nyaring,” Gempa ! “, matikan tabung gas,!!!”
Saat itu baru pertam kali kami merasakan gempa yang begitu mengguncang, dan kami merasakan betapa kuatnya sebuah gempa yang menerpa kami. Meski baru beberapa hari kami tinggal di negeri Sakura. Rasa bimbang menyelimuti kami, apakah kami harus berlari keluar kamar perjamuan atau harus berlindung di bawah meja. Hanya beberap detik setelah itu, semua saluran TV menayangkan baru saja telah terjadi gempa lengkap dengan kekuatan dan epicentrumnya.

Gempa ini cukup besar dan orang orang Jepangpun sudah tahu sebel;umnya bakal terjadi gempa. Lantas timbul pertanyaan kapan gempa itu akan berlangsung. Secara tradisional, mereka akan tahui datangnya sebuah gempa bila ikan ikan di kolam/tambak/lautan akan berloncatan ketakutan. Bahkan Pemerintah Jepangpun masih melakukan penelitian tentang monitoring kapan kedatngan suatu gempa.


Masyarakat Jepang telah akrab dengan bencana alam dan mampu sedikitnya melakukan tindakan penyelamatan terhadap kedatangan bencana alam seperti, banjir, badai, kebakaran atau bencana yang paling sering, yaitu gempa bumi dan ombak besar yang diakibatkan gempa tersebut (tsunami).
Hidup di Neraka ?

Kepulauan Jepang terletak di atas Gunung Fuji. Sehingga sering kita temui adanya banyak uap yang menyembur dari retakan batuan, dan menyebabkan fenomena musim semi yang hangat. Pemandangan seperti ini sungguh sangat menakjubkan. Di Kota Beppu kita dapat menyaksikan kolah yag dipenuhi air belerang yang tersimpan di perut bumi. Dengan dasar kolam berwarna hitam kemerahan. Orang Jepang menamakan kolah ini dengan Jigoku ( Neraka). Setiap orang Jepang tahu, bahwa sewaktu waktu kekuatan bumi akan tiba.

Gempa Besar Kanto, 1923.

Api menerjang semua perumahan yang terbuat dari kayu, yang diakibatkan gempa besar dan menewaskan 140.000 warga Jepang. Sejak saat itu perkembangan populasi penduduk di Kanto bahkan bertambah pesat dan jajaran kota kota yang tumbuh di atas gunung yang terletak di bawah laut. Semua warga Jepang tahu bahwa tekanan antara lempengan bumi di bawah mereka, sewaktu waktu akan mengeluarkan tenaga.

Oleh karena itu semua warga telah siap setiap waktu, baik anak sekolah maupun pekerja selalu mengikuti latihan menghadapi gempa. Lantas bagaimana gempa dan tsunami yang menerjang mereka tanggal 11 Maret 2011 silam, yang ditandai dengan perhatian dunia internasional pada dampak bencana alam tersebut, yaitu bocornya pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, karena timbulnya panas yang berlebihan.12,645 hilang.

Salah seorang saksi mata, yaitu Martin Mckeown, dari Ishinomaki menjelaskan bahwa sebuah sekolah dasar di Ishinomaki, bagian Utara Jepang telah luluh lantak diterjang gempa dan tsunami. Dia dan seluruh keluarganya terseret tsunami yang tingginya lebih dari 1 meter, saat dia dalam perjalanan pulang ke rumah.
Martin Mckeown berasal dari Otley sebelah Barat Yorkshire, dia hidup di Jepang karena istrinya berasal dari Jepang. Selanjutnya dia melaporkan bahwa Ishinomaki adalah kota yang termasuk cukup parah diterjang bencana itu. Setelah kejadian itu dia bersama keluarganya yag selamat tidur di mobil untuk beberapa hari.
Setelah kejadian itu dia memanjat bukit yang ada disekitarnya dan menyaksikan bahwa kota Ishinomaki telah rusak total dan hilang. Padahal sebelumnya mereka menyaksikan kota itu masih dipenuhi bangunan. Oleh karena itu mereka bersyukur bahwa mereka baru saja selamat dari sapuan gelombang raksasa yang menerjang kota mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar