Seharian penuh Keane hanya dikamar flamboyanya untuk
“full day taking a rest” segalanya. Setelah satu minggu silam kegiatan rutinitasnya terus menerus menyita
tenaga, hati dan pikiranya. Setelah seminggu lamanya Keane harus ikut Try Out
di sekolahnya. Keane untung saja
menyadari bahwa hidup memang sebuah perjalanan yang dia sendiri tidak tahu
“ending dan beginning” dalam sketsa yang mau tidak mau manusia hanya
melangkahkan kakinya.
Lagu jadul dan melangkonis “My Way” yang dibawakan Frank
Sinatra kesukaannya perlahan menyelip di tengah kalbunya. Keane sedikit terhipnotis dengan isi lagu my way tersebut,
yang menggambarkan sebuah perjalanan seorang manusia dalam menggayuti harapan
hatinya. “Ya, apa sih yang bisa diperoleh dengan begitu saja di dunia ini ?” ,
tanpa disadari sebuah pertanyaan dari hatinya dilontarkan kepada tebing-tebing
tinggi yang memusari semua perjalanan hidup manusia, atau pada Puncak Jaya
Wijaya, Mount Everest atau Puncak Wedus Gembel yang hanya diam membisu.
“Perjalanan ?, begitu beratnya sejak Andi datang untuk
pamit pergi ke Padang mengikuti papa dan mamanya yang pindah kerja. Inikah awal
aku menuai try out hidup dan cintaku. Lebih dari try out yang dibuat oleh
guru-guruku !”.
Saku t- shirt tergetar
karena calling seseorang di Hpnya, Keane segera memungut Hp bercasing biru
muda, yang menjadi teman dekatnya di malam minggu ini. Semoga saja Andi di
malam ini yang menggetarkan Hp, hatinya bahkan makam minggu ini yang menjadi
milik mereka berdua.
***
“Hallo, young lady yang kaya Kate Middleton,
lagi nglamun ya ?”
“Ini siapa ? “
“Ah ini aku, lupa suaraku ya ?”
“Sorry friend !, ini Raphael, ya ?”. Meski dia sudah
lama tidak pernah gaul bareng dengan cowok ini, namun renyah senyumnya mirip
Jenderal Soeharto, tidak terlupakan Keane.
“Good, kamu
memang cewek yang nggak gampang lupa sama teman, ngapain kamu di rumah saja ?.
Kalau kamu nggak capek biar gabung sama teman lama kamu malam ini di rumah Betty. Aku samper kamu kalau nggak
ada acara !”
2
“Makasih Raphael!, badanku lagi cuapek, aku mo istirahat
dulu. Gampang lain waktu saja aku gabung “
“Pasti lagi merajut angan, ingat sama Andi yang ada di
Padang ?’
“Kamu kenal Andi ?”
“Siapa yang nggak kenal dia sih, Keane !. Beruntung kamu
dapatkan dia. Cowok ganteng hitam manis dan termasuk smart boy. Kamu
kehilangan dia kan !”
“Ah sok tahu kamu ?. Bagi aku dan Andi tidak pernah
mengenal arti kehilangan. Kami hanya teman saja”
“Maaf Keane !,
ini mengganggu privasimu. Aku tahu pasti kamu kangen sama dia. Iya kan
?”
“Sorry Raphael !, biar masalah ini hanya untuk aku dan
Andi saja.Aku bukan cewek ingusan yang terjebak dalam romantisme remaja. Aku
dan dia masih jauh dalam perjalanan hidup kami masing-masing “
“Tapi kalau kamu sendirian di rumah apa salahnya kamu
gabung teman lamamu yang ngumpul di rumah Betty. Setelah ngumpul kita bareng ke
Cisarua untuk happy weekend dengan ikan mas bakar, OK setuju !”
“Gampang lain waktu, Raphael !”
“Aku kangen dengan canda tawa kamu !, seperti kita dalam
kegiatan kemah persami di Cibubur dulu, Keane !’
“Aku juga kangen dengan Betty, Ardian, Anti dan Aldo
untuk kumpul bareng lagi “
“Oh mereka juga sering mgomomg tentang kamu. Ayo dong
kita reuni, nanti aku yang mamitkan sama mama papa kamu “
“Nggak usah repot-repot Raphael !, aku mau istirahat. Lain waktu kita sambung lagi
ya!”
“Tunggu Keane !,
jangan ditutup dulu !. Kamu sekarang beda sih !. Kamu takut Andi
cemburu kan Keane ?. Udahlah kamu kan
masih muda, ngapain kamu takut diputus Andi !. Kamu cantik lho Keane, gampang
mencari pengganti Andi.”
“Sorry friend, kala kamu memang benar temanku ?,
sebaiknya kamu nggak ngomong kaya gitu. Cobalah sedikit dewasa Raphael ! Meskipun
kita masih remaja, cobalah sedikit
3
menghargai orang
lain. Antara aku dan Andi masih bebas menentukan langkah masing-masing, dia
tidak membatasi aku dan akupun sebaliknya.
Tapi bagi aku memang malam ini aku lagi capek”. Belum sempat Keane melontarkan
semau kata hatinya, Raphael yang entah mengapa menutup Hpnya sendiri.
Malam minggu perlahan merayap sepanjang benang waktu,
sehingga rembulanpun memberikan isaratnya kalau malampun sudah agak larut.
Keane masih mengaktifkan laptopnya untuk mendnengarkan MP 3 lagu lagu pop
nostalgia kesukaanya. Satu demi satu lagu pop melo Pance Pondang menggayuti
hatinya.
“Sedang apa Andi di sana.Apakah dia juga ingat aku, ada
apa sebenarnya antara dia dia dan Andi. Hanya sahabat biasa ?, tapi mengapa dia
selalu ada di hatiku. Atau karena aku yang bersikap biasa biasa saja sama aku,
ataukah karena apa ?. Jujur saja aku merasa takut sama Andi, bila gabung bareng
dengan Raphael, cowok yang norak” Bisikan hati Keane sekarang lebih berdenting
ketimbang suara jarum jam di kamarnya dan suara lagu lagu barat klasik.
***
“Ketahuilah Keane!!,
di dunia ini tidak ada sesuatu yang mampu diraih hanya dengan membalikan
tangan. Ingat pesan Bu Willy !”
“Iya bu !” . Masih ingat dalam memory Keane pesan Bu
Willy pada dia, saat dia menerima hadiah atas pretasinya sebagai juara kelas di
semester pertama kemarin. Namun Bu Willy sempat kecewa lantaran pada try-out
yang pertama dua minggu yang lalu, nilai Keane masih belum memuaskan, Keanepun
tidak tahu mengapa hal ini terjadi.
Bu Willypun hanya memberikan senyum kecilnya pada Keane
atas kegagalanya. Namun Keanepun mampu menafsirkan senyum manis bu guru yang
bijak dan pemerduli pada anak-anaknya, bahwa dalam hidup ini memang bukan hanya
try-out pelajaran di sekolah yang harus dihadapi semua manusia. Tetapi lebih
dari itu, manusia apa, siapa dan dimanapun pasti akan mengalami uji coba dalam
kehidupan ini. Apalagi bagi diri Keane yang kini jauh dengan Andi.
Lamunan Keane menjadi meluruh berkeping kala Hpnya
kembali bordering, diapun dengan sigap mengangkat Hpnya dan pada Screen Hpnya
terbaca kata Andi, maka dengan jantung yang berdegup keras dia memencet tombol
hijau.
“Met malam Keane, kamu belum tidur, lagi ngapain ?”
“Eeeh, ngggak ngapain, Cuma aku lagi kecapean ?”
4
“Kecapean ?. emangnya kamu habis dari mana ?”
“Aku nggak pernah main, Cuma kemarinkan try-out dan
habis itu pembekalan UN sampai sore, mala mini aku Cuma diam membisu di kamar “
“Oh ya nilai try-outmu gimana ?”
“Jangan tanya itu, dong ?”
“Emangnya kenapa ?”
“Nilaiku hancur, semuanya di bawah 5. Jadi aku agak
stress ?”
“Sama !, aku juga
nilainya seperti itu. Tapi nggak usah sedih dong !, kan UN masih lama. Yang
penting kita siapkan nanti setelah lulus UN “
“Oh, ya Andi !. Kamu mau kuliah di mana ?”
“Aku sudah ngomong sama papa, aku akan balik ke Jakarta
untuk kuliah di sini. Kita bisa gabung bareng lagi Keane. Ntar kalau kita lulus,
kita bareng nyari universitas yang cocok
untuk kita berdua, OK ?”
“OK !, “
Meskipun malam minggu ini , Keane masih sendiri
tanpa Andi disisnya, namun baginya sudah cukup bahwa malam minggu ini menjadi
milik mereka berdua***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar