PUISI di BERANDA TAHUN BARU
KEMBANG API WARNA WARNI
Ada beribu warna menggambar langit
warna biru adalah hati pilu kelabu
seonggok dukapun,
segera disodori langit warna merah ceria
aku jinjing senja sebelum berganti tahun
untuk menghitung nafas yang telah merengkuh peluh
terlanjut dada yang melegam terbuka lebar
menantang fatamorgana,
di ufuk barat.
ANDAI BIDUK MERAPAT KE PANTAI
Yang mampu menuliskan prosa hidup
adalah cermin yang tergolek lusuh
lantaran sinar dari halaman rumah
telah menyilaukan mata ini
serpihan hidupun masih bisa dipunguti kembali
walau hanya tersisa ketidak tahuan esok pagi
jangan kita menopang lagi pada tulang iga yang
mulai retak ,
sedangkan bibir dan gincu telah memadati
tatap sendu hati yang telanjang
andai biduk telah merentangkan layar
jangan sedih bila buih putihpun tak mau lagi akrab
enggan membawakan lagi bait kerinduan
tetap saja kita tatap
pantai yang terselip di kakai langit.
DI TEPIAN BUNGALOWMU
Aku coba patahkan ranting kering
agar tidak lagi rimbun halaman bungalowmu
biar pagipun beselimut embun sejuk
mau menambatkan pada beranda bungalowmu
lantas harus bagaimana lagi .
bila dinding kamar bungalowmu
tetap saja menghimpit dingin membujur
sedangkan pagi telah berubah dengan tabir yang baru
berhias renda silih bergantinya hiasan
tak kunjung usai , bila kita tetap menggapai
kembang setaman di halaman yang mengering
DI TENGAH MALAM TAHUN BARU
Bukankah aku telah simak
dengan seluruh nadi darahku
agar tetap mengalirkan semua yang kau pinta
lantaran telah hilang lakon hidup
episoda demi episoda
kini malampun bertabuh genderang tahun baru
biarlah aku hadirkan lagi
bahasa tubuhku yang lama terbang
merengkuh awan
biarkan pula langit memberikan senyumnya
asalkan kita sewarna merah, biru dan jingganya
tahun baru.
BIARLAH TETAP LEKAT TANGAN YANG BERGANDENG
Malam ini tak mau aku menanti datangnya rembnulan
Lantaran telah aku basuh wajah dengan senyum bidadariku
Yang telah memberikan aku secawa air pelepas dahaga
Biarlah semua tergambar jelas
Akan aku dapatkan lagi
Biru malam bertepi ormanen warna jingga
Sementara engkaupun masih menawarkan lagi
Sebilah hatimu yang telah meranum bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar