Lantaran malam ultah sang princess of heart-nya, seakan langit
akan berkubang seribu warna kembang api. Setiap barisan ombak di lautpun akan
berhenti sejenak, air terjun akan berganti memberi senyum yang indah, kepada
semua yang memadu cintanya, saat saat detik tanggal lahirnya
. “ Ntar kita akan
mejeng di mana , San “ seru Prima dengan hati yang berharap cemas agar malam
ultah Sandi segera tiba. Mataharipun telah Prima beri pesan supaya berputar
lebih cepat. “ Nggak tahu .
Aku lebih merasa romantis bila kita nikmati malam
ultahku di Malioboro saja. Gimana Pram ? ” jawab Sandi, gadis manis yang telah
menghanyutkan seluruh nadi dan jantung Prima dalam samudra pesonanya. Prima
hanya diam sesaat, seribu bunga warna jingga kini melintas di sudut hati cowok
ganteng ini, lantaran hadirnya Sandi. Kekaguman Prima pada Sandi ternyata lebih
menghanyutkan ketimbang yang lain. Primapun baru sadar ketika Sandi menggayutkan
tangan di punda Prima.
”Kok diam saja sih Pram !. Apa kamu masih ingin enjoy
lagi dengan Anyelir, cewekmu dulu yang seindah bunga sorga, yang beribu kali
lebih baik dari aku, Pram ? “ . Primapun tersentak kaget, mendengar Sandi
merajuk seperti anak kecil, yang penuh cemburu . Menggayutkan lagi masa-masa
silam ketika dia masih memiliki Anyelir , yang kini di LA mengikuti ortunya yang
bertugas sebagai bos perusahaan swasta. ” Sandi, aku tidak mau kamu menyebut
nama itu lagi di depanku . Kamu miliku Sandi. Aku sudah lupa sama Anyelir. Biar
kamu saja yang singgah di hatiku . Tolonglah San ! ” ”Habis kamu tadi nggak
dengerin omonganku Pram, aku lihat tatapan mata kamu kosong. Kayanya kamu
mbayangin malam bertabur bunga bersama Anyelir. Maafin aku ya Pram ?
” Sandi
menyodorkan tangannya dengan mata di balik kacamatanya menatap sendu. Prima
merasakan seluruh tubuh ini terbang ke angkasa. Ah Sandi kamu begitu penuh
pesona, semoga engkau tidak berlalu , seperti Anyelir, begitu bisik hatinya.
Primapun menyambut tangan Sandi dengan senyuman yang tergambar dari hati ini
yang terindah, Sandiipun melempar senyum tipis dari bibirnya yang lembut sembari
mengulurkan tangan kirinya juga untuk merapatkan tubuhnya ke arah Prima. Dan
kini dia merebahkan kepalanya di dada.
Primapun membalasnya dengan mengusap
rambut Sandi yang harum. Sesekali diciumnya rambut Sandi sembari membisikan
segumpal kata sayang. ” Pram , aku sering cemburu , jujur saja sama aku ya ,
Pram ! . Anyelir jauh lebih segalanya darui aku kan Pram ? ” ” Ah. . . kamu ini
, aku kan nggak mau kamu menyebut-nyebut dia lagi ! ” ” Tapi , Pram. Kalau kamu
emang pengin terus dekat aku, kamu harus bisa melupakan dia. Itulah yang aku
pinta ”
” Lho, emangnya aku masih memburu Anyelir. Biarkan dia bahagia di LA.
Dia nggak kurang satu apapun ! “ “ Kok kamu tahu dia bahagia di LA , kamu kontak
dia ya ?, Kamu masih pengin lagi bersama dia, gadis cuakep, kaya, pande lagi ? “
Tutur Sandi sambil menyurutkan langkah menjauhi Prima cowok yang dia anggap
segalanya, Meski telah banyak cowok ganteng dan gaul yang naksir dia. Namun
hanya Prima Antariksa aja yang membuat dia menyerahkan sebilah hati miliknya. “
Udahlah San, kamu jangan mancing – mancing aku terus dong. Aku harus ngomong
gimana. Itu kan masa- masa lalu San ?, Sekarang yang ada hanya aku dan kamu ! ”.
Primapun tahu persis perangai cewek kolokan ini. Maka Primapun tak mau buang
waktu lama, dia segera duduk mendampingi cewek gaul ini di sofa warna biru laut,
yang lagi marah nggak karuan arahnya, tapi setianya amit- amit nggak ada yang
mampu menandingi, meski kadang kadang masih suka kaya anak ABG aja wataknya .
Justru saat seperti inilah yang ditunggu Prima , karena dia bisa melihat alami
wajah cewek kolokan ini. Maka diapun lantas membiarkan Sandi hanya menghabiskan
malam mingggu ini dengan wajah berselimut mendung kelabu, yang penting dia bisa
melihat wajah ayu Sandi. Malam kini berselimut kebisuan karena rembulan telah
hampir menyentuh tengah langit, pertanda malam semakin larut. Udara dingin kini
terasa sekali menusuk tulang mereka, lantaran memang dari pagi hujan tiada
henti.
Sepanjang perjalanan pulang melewati jalan Kota Semarang yang membisu di
telan dinginya gerimis, Prima masih saja terkungkung dengan makian Sandi. Bukan
lantaran sakit hatinya tadi, namun karena Sandi mengajaknya untuk menghadirkan
kembali Anyelir yang berusaha dia kubur dalam – dalam. Bersama dengan air
gerimis yang terus menerpa kaca mobil Xenianya, Prima kembali angannya ke dua
tahun silam. Ketika dia mencoba datang ke rumah Anyelir di Ungaran, yang
beberapa hari sebelumnya nggak ngasih kabar. Namun rumah itu telah kosong tiada
berpenghuni, hanya kerabat Anyelir saja yang masih menunggu rumah itu. ”Jadi
kamu yang bernama Prima Antariksa ? “ . Jawab lelaki setengah baya yang ternyata
Pamannya Anyelir. ” Benar Om, Aku mau bertemu Irna Om ? ”
” Lho apa kamu belum
tahu ? “ “ Belum Om, Emangnya ada apa ? ” ” Om nggak berani ngomong, Mas. Hanya
surat ini yang Irna titipkan untukmu. Silakan kamu baca. ” ” Surat apaan Om ? ”
“ Nggak tahu aku, Mas Pram, Irna nggak pesan apa – apa hanya menitipkan surat
ini ” Jantung Prima semakin berdegup keras, kedua tangannya terasa bergetar kala
membuka amplop itu. Meski Prima nggak tahu perisi isi suratnya, namun dia sudah
mampu menduga apa yang terjadi. Sebaris dua baris dia baca surat itu hingga
baris terakhir , Adakah sisa hatiku yang mampu aku naungi untuk menerima
kenyataan ini, demikian bisik hati Prima yang kini hanya mampu duduk di sudut
kursi tamu rumah Anyelir yangh mewah.
Bukankah Anyelir seminggu yang lalu biasa
–biasa saja sikapnya, tidak ada sepotong katapun ia luncurkan tentang rencana
kuliah di LA. Ataukah memang dia pandai menyimpan rahasia, atau mungkin saja dia
telah menyembunyikan cowok lain yang jauh lebih baik segalanya dari aku.
Pertanyaan itu berulang silih bergani datang dan pergi dari hati Prisma. Meski
perhatiannya kini hanya tertuju pada jalan aspal yang ada di depanya.
Primapun
menjalankan mobilnya dengan pelan, menyusuri jalan Ungaran Semarang yang padat.
Malam tahun baru hampir tiba, Sandi udah nyiapin pakaina baru lengkap dengan
assesorinya. Kesempatan itu udah dia bayangin, betapa mesra dan berkesan
nantinya bermalam tahun baru di Malioboro gabung dengan ABG fansnya dari
seantero mana aja.
Terlebih lagi pada pesta nanti dia akan bareng dengan cowok
yang singgah di hatinya, yang gantengnya kaya Arjuna turun dari kahyangan.
Sesekali dia ngebel Prima, sekedar curhat ingin segera bermalam tahun baru di
Malioboro. Primapun tidak ingin melepaskan saat saat romantis nanti, meski dia
masih terpagut dengan bayangan Anyelir yang memberinya janji akan ke Indonesia,
saat malam tahun baru setahun lalu. Tapi nyatanya janji itu hanya terbawa angin
liar entah ke mana, barangkali kehidupan di negara Paman Sam telah memberikan
segalanya.
Prismapun telah mati-matian melupakan sekuat tenaga, berniat mengubur
kuat-kuat kenangan bersama Anyelir. Namun penantian kali ini telah pupus sudah
setelah hadirnya Sandi, cewek yang ayu, berkulit kuning dan semampai tubuhnya.,
apalagi dengan pemanis kaca mata minusnya yang menambah seribu pesona bagi
dirinya. Namun sifat kolokannya yang belum bisa dihilangkan, tapi bagi Prima hal
ini tak pernah digubrisnya ” Prima , ada telepon ” seru mamanya dari ruang tamu
yang sempat membangunkan lamunannya, pergi ke negri awan bergandengan tangan
dengan Anyelir. Membagi suka bersama sekaligus menambatkan gelora hati. Tanpa
menunggu lama kini dia sudah memegang gagang telepon rumah.
” Met pagi Pram,
kamu masih hapal suara ini. Boleh aku bicara sama kamu Pram ? ” papar sebuah
suara dari dalam gagang telepon. ” Kenapa nggak, kamu kan temanku yang dulu
pernah aku kenal ” ” Betul, Pram ?. Apa dari hatimu yang tulus ?, aku jauh –
jauh dari LA sengaja ke sini hanya untuk ketemu kamu Pram,
Meski aku jauh dari
Indonesia, namun bayangan kamu tetap hadir di hatiku Pram. Aku kangen sama kamu,
boleh aku ketemu, kamu Pram ? ” . ”Tentu, Ir . Sekarang posisimu ada dimana ?,
kalau udah di Semarang biar aku jemput saja. Kebetulan hari ini aku nggak ada
acara, ” pinta Prima yang masih memiliki perhatian yang lembut kepada cewek yang
pernah fade-away sama dia dengan hanya selembar surat ”Biar aku naik taksi aja ,
makasih sebelumnya Pram, kamu emang cowok yang penuh perhatian dan lembut. Aku
tahu persis dirimu lho Pram, aku belum pernah ketemu cowok kaya kamu, betul lho
Pram aku ngomong sebenarnya ” seru Anyelir dengan suara yang patah-patah
lantaran barangkali ucapan itu emang keluar dari hati yang paling dalam.
”Makasih banget yang kamu ucapin tadi, ya udah gampang nanti kita bicara di
rumah Sekarang aku tunggu di rumah ya, ” ” Betul ya Pram , jangan pergi, jangan
menghindar Pram Aku serius ingin ketemu kamu ” ” Sifat kaya gitu nggak bakalan
ada di hatiku, udah ya tutup aja telepon ini, aku tunggu kamu di rumah. Met
ketemu lagi ya Ir ”. Prima segera menutup telepon itu,
Lantaran jantungnya
berdegup keras, sekeras duat ahun lalu kala Anyelir meninggalkan dia tanpa
pesan. Kegalauan hatinya ini bukan karena pertemuannya nanti dengan Anyelir,
namun Prmapun tahu acara dengan Sandi bakalan kacau, padahal dia sudah
memberikan janji ama Sandi bakalan ngasih happy birthday di Malioboro malam
nanti dan mestinya saat ini juga dia harus berangkat menjemput cewek kolokan
itu. Apa jadinya bila dia ngaak nepatin janjinya itu, bisa-biasa terjadi kiamat
2012. Makanya kini Primapun harus jujur berkata apa adanya terhadap Anyelir,
meski diapun tahu bakalan membuat luka hati Anyelir. Pintu belakang taksi kini
terbuka sudah, tak lama keluarlah Anyelir bersama Madam Ivon temen Anyelir dari
Paman Sam. Kedua remaja inipun kini berpelukan kaya dalam akting sinetron. ”Met
ketemu lagi Irna, silakan masuk saja ”.
Kedua remaja itu lama berpelukan,
terutama Anyelir yang lama baru bisa melepas pelukan itu, lantaran seribu rasa
kangen yang lama menggumpal di dalam hatinya. Kini hanya mereka berdua yang ada
di berabda depan rumah Prima. Sementara itu Madam Ivon lagi tenggelam asyik
bersama-sama dengan Mama dan Papanya Prima lagi punya acara sendiri ke
Bandungan. ” Kamu tambah kurus Pram, Ayo dong enjoy. Sambut aku yang dari jauh
dengan ceriamu dong. Mana Prima yang dulu amat mesra dan lembut itu, ayo dong ?
” . Anyelir sengaja merapatkan duduknya di samping Prima.
Namun cowok ganteng
itu memang udah nggak kaya dulu lagi. Lantaran janji Anyelir yang hanya di bibir
saja. ” Ah biasa aja kok Ir, emang beginilah tampang Prima, sedari dulu juga
emang kaya gini, cowok yang nggak punya apa-apa , hanya bisa menerima
janji-janji doang “ . ”Aku tahu hatimu Pram, aku memang bersalah meninggalkan
kamu setega itu. Namun apa dayaku Pram melawan kemauan Papa dan Mama. Papa
ditugaskan ke LA oleh Om William untuk memimpin perusahaannya di sana. Sedangkan
aku diminta papa untuk kuliah di sana. Emang saat itu aku kalut sekali Pram .
Apalah aku ini bila nggak dekat kamu ”
Terlihat Anyelir sudah basah matanya
menahan kegalauan hatinya. ” Aku juga nggak tahu harus bagaimana saat itu,
Seharusnya kamu bisa sms atau kirim email sama aku, Seberapa beratnya sih kirim
sms apa email ?. Sehingga aku jadi tahu apa arti semua ini ” ” Maksud kamu
gimana Pram ? ” ” Seandainya aku harus menunggu kamu sampai kamu balik ke
Indonesia, sampai studi kamu berhasil akupun sanggup menunggu,. Tapi ya udahlah
Ir. Kamu udah menentukan demikian ya udah ” Kini hanya terlihat mata dan
pipiAnyelir yang basah penuh air mata, demikian juga hati Prima yang masih
merasakan perih lantaran sembilu cinta telah mencabik hatinya. Anyelirpun tidak
mampu berbuat apa lagi, kini hanya pelukan mesra kepada cowok yang dikhianatinya
sekaligus diharapkan cintanya lagi. Lama Anyelir berada di pelukan Prima,
sehingga pipi Prima kini hanya dipenuhi air mata Anyelir. Setelah kembali
Anyelir menemukan hatinya lagi, maka dilepaskanya pelukannya itu, sementara
Primapun masih terlihat diam membujur.
” Inilah lemahnya seorang wanita ,
apalagi menghadapi papa yang sikapnya keras ” ” Emangnya kamu diapain ? ” ” Papa
dan Mama minta aku untuk hidup bersama dengan Om Chandra, bawahan Papa yang juga
ngikut kita ke LA. Meskpun dia tak kurang suatu apapun, namun hanya kamu yang
singgah di hatiku hingga kini, Pram ! ”
” Kasihan dia dong kamu tinggalkan ,
jangan sakiti dia seperti kamu nyakiti aku dulu, Ir ” ” Teganya kamu bilang
begitu Pram. Apa dah nggak ada lagi hatimu ? ” ” Aku juga tahu perasaanmu Ir,
tapi kamu juga harus tahu betapa goncangnya diriku saat kamu tinggalkan,
berhari-hari tak secuil nasipun masuk ke prutku, hingga aku sakit Sejak kita
duduk di bangku SMP kita sudah saling dekat. Tujuh tahun kita selalu bersama,
tapi kamu tinggalkan begitu saja, hanya selembar surat perpisahan yang kamu
pinta sendiri.
Sampai mama dan papa membawaku kerumah sakit agar aku sembuh,
Saat itu datanglah Sandi yang mendampingiku, aku tahu dah lama dia ingin dekat
aku, tapi aku selalu milih kamu ” Terdengar isak tangis memenuhi ruang beranda
itu yang kini dipagut kisah cinta dua remaja yang saling harus mengerti arti
saling memahami satu sama lain.
Keduanya kini hanya terdiam , masing-masing kini
dililit lamunan yang membawa mereka ke angan masing-masing. ” Pram, ajak aku
kemana aja untuk ber-happy ending bareng kamu, sebelum aku balik ke Jakarta.
Barangkali ini untuk perpisahan kita. Kan dua tahun lalu aku nggak sempat
ngucapin perpisahan sama kamu. Kamu mau kan ?, kamu masih seperti Pram yang dulu
kan ? ” Pinta Anyelir dengan mata sayu seakan meminta Prima menuruti kemauannya.
”Aku memang Prima yang masih seperti dulu, sahabatmu. Tapi aku nggak mau
meluikai hati dia. Sekarang nggak ada lagi yang aku miliki selain dia. Maafin
aku ya Ir. Sungguh berat memang yang namanya perpisahan, tapi aku harus gimana
lagi ?.
Kamu cantik lho Ir, aku yakin kamu akan mudah mencari penggantiku ’Aku
., ya udah Pram. Semoga Tuhan Mempertemukan aku lagi, Boleh aku mengajukan
permintaan Pram ? ” ” Akukan sahabatmu, kenapa enggak ” ”Aku akan mengucapkan
met ultah untukmu diamanapun aku berada, sebagai penebus atas kesalahan aku sama
kamu. Dan sebuah pertemuan yang indah untuku. Meski engkau telah bersanding
dengan Sandi, aku tak perduli. Bolehkah Pram ? ”
” Tentu saja Ir, akupun akan
selalu menunjungimu dimanapun kamu berada bila nanti aku ke Jakarta, Asal kamu
tetap memberiku alamat ” Kedua remaja itupun kini kembali berpelukan entah untuk
yang terakhir kali. Yang jelas dalam hati kedua remaja tersebut sebenarnya masih
ada benih cinta, namun karena kedua saling menyayangi dan saling mambahagiakan,
maka merekapun kini saling mengambil jalan sendiri-sendiri..
Malam di Kota
Semarang kini menjadi saksi terjalinya benih cinta antar Sandi dan Prima. Meski
kedatangan Prima ke rumah Sandi terlambat, namun Sandipun menerima alasan demi
mereka berdua. Kini mereka bermandikan cahaya warna-warni kembang api tahun
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar