Kamis, 05 Agustus 2021

Malam Tahun Baru

Musim hujan kini menerpa wajah bumi, hujan dan gerimis terus saja melilit siapa saja tak pandang dia orang kaya atau miskin. 

Namun yang hanya dimengerti semua anak remaja atau ABG, hanyalah persiapan untuk mengusung sebuah kecerian di tengah liburan panjang dan malam tahun baru. 

 Mereka bagaikan kupu-kupu yang bersayap ringan dan lincah, terbang ke mana yang mereka sukai. Sentuhan eksotis malam tahun baru sungguh bagaikan magnet yang mampu menyihir ABG siapa saja. 
 Termasuk juga sokib sokib kelas XI, yang beberapa minggu sebelum tahun baru telah menghardik matahari agar lebih cepat berputar. Namun bagi Agatha yang berbeda dengan sokib-sokibnya, beberapa hari ini dia masih nampak tidak bergeming dalam urusan pesta malam tahun baru. Tidak ada satu katapun tentang rencana ber-Happy New Year 2021  yang keluar dari bibirnya. 

Sementara itu banyak cowok cowok satu kelasnya atau kakak kelasnya yang menunggu titah Sang Bunga Kampus itu untuk menjadi pasangan flamboyan di acara malam tahun baru. Hari ini Agatha merasakan hari terpanjangnya sejak beberapa pekan ini, karena hari ini adalah saat- saat terakhir sekolah di semester gasal tahun ini. 

 Sebentar-sebentar Agata menjumpai sokib sokibnya yang mengusung wajah berawan gelap, gelisah dan memburu matahari agar segera terbenam di balik tabir cakrawala. Hari ini adalah hari terakhir mereka ke sekolah, panjangnya liburan akhir tahun hingga awal tahun 2012 sudah menyelinap dalam dalam ke angan mereka. 

Bermandi cahaya kembang api di Pantai Parang Tritis, Jogja atau berkemah dan kegiatan out-bond di Pantai Pangandaran, atau happy ending year di hotel berbintang bersama entertainer papan atas, menghabiskan malam tahn baru di tengah Roadshow Smash, Wali Band, Lyla serta acara seremonial lainya menggayuti angan sokib sokib Agatha. Namun cewek centil mirip Ayu Ting Ting sama sekali belum melintas sama sekali di benaknya untuk merencanakan pesta tahun baru ini. 

 Pernah sekali Bram mengajaknya ke Malioboro untuk gabung dengan bule –bule wisman seantero jagad dan paginya ke Prambanan untuk nonton OVJ Happy New Year, namun dengan halus dan lembut ajakan Bram ditolaknya. Agatha lebih senang bila malam tahun baru berllu begitu saja seperti malam malam lainya. Toh rembulan dan bintang tak akan berbeda dandananya di malam tahun baru dengan malam malam lainnya. 

Malam ini aku melihat rembulan dengan raut muka yang “putih bersih” di lingkari kerikil- kerikil besinar gemerlap, adalah keindahan alami yang tiada mengenal waktu. Hanya manusia-manusia yang lebay saja yang membedakan arti sebuah malam. Bagi Agatha hanya tahu malam berbintang terang, malam gelap berselimut awan hitam atau malam tak mengusung wajah bulan. “He..Agatha, malam tahun baru hanya tinggal satu minggu lagi. Ayo dong kita bareng buat acara, terserah kamu saja kita ke mana ?”. Pinta Marcella. “Aku staying home saja, Ell !”

 “Kamu nggak setia sama kita-kita. Aku dan semua sokibmu pengin enjoy bareng sama kamu “ 
“Aduh gimana ya Ell, aku malah senang enjoy di rumah sama mama papa dan adik-adiku. Itu kebiasaanku tiap tahun baru. Ngapain aku repot-repot ?”. 
“Kamu kok aneh hari ini, Agatha !”. Bibir Marcella sengaja dicibirkan, suatu isyarat protes terhadap sokib gaulnya itu. 
“Apanya yang aneh !,memang tiap malam tahun baru aku selalu di rumah kumpul bareng sama keluarga “. 

 “Agatha !”
 “He..eh, ada apa Ver !” “Serius dong ! “ “Ini masalahnya bukan serius dan nggak, Ver !, tapi hanya masalah selera saja !. Coba dong kamu rasakan kumpul sama keluarga tiap malam tahun baru, tiap malam pergantian tahun “ 
“Sok tahu kamu, Agatha !, ya udahlah kalau kamu nggak mau gabung kita-kita gak pa pa. Cuma kamu pasti nyesel Agatha !” . 

Rosma sebenarnya kecewa, karena acara malam tahun baru yang bakal digelar minggu depan tidak menyertakan sokibnya yang paling kental. “Nyesel kenapa ?” “Kamu kan pernah kenalan cowok dari Fakultas Tehnik itu, kan ?” “Yang mana ?”
 “Ah nenek pikun !, yang kenal sama kamu waktu les musik di Gabriel Music, ingat kan !. Jadi naksir nggak ?” Rosma mencoba merayu Agatha. “Aku nggak perduli, Rosma. Sebenarnya sih aku pengin lebih dekat lagi dengan Si Ganteng itu. 

Tapi lain waktu saja “ Rosma menjadi tambah heran dengan sikap Agatha yang tumben tidak merespon kiatnya untuk meluluhkan hati sokibnya itu . 
Biasanya cewek gaul ini ngebet bukan main kalau puya hasrat deket dengan cowok yang gantengnya seperti di Cover Boy Majalah Play Boy, “Ada apa dengan Agatha ?”, pertanyaan itu terus menyelimuti anganya. “Agatha !” “Idiiih,apa lagi Ros ?”

 “Si Ganteng itu rencanaya sih mau bawa mobil sendiri dan gabung dengan kita “ “Darimana kamu tahu ?” “Ya dari Marcella lah!, coba kamu tanya sendiri sama dia !” Rosma mendorong tubuh Marcella ke arah Agatha. “Ella kamu nggak usah lah cerita tentang si Ganteng itu. Karena acara ini punya kamu kamu, silakan saja kamu bisa dekat dengan dia. Kalau dia ngebet pengen kenal sama aku, datang saja di acara malam tahun baru di rumahku. 

Sekalian dia bisa gabung dengan mama, papa, om, tante dan adik-adiku !” “Agatha !,minta ampun !. Kamu kok susah banget di ajak kompromi ! Something Wrong with you ? ” Vera menjadi uring-uringan menyaksikan sesuatu yang lain pada diri Agatha. 
 “Kamu sekarang kaya cewek udik, Agatha !”. Marcella mulai merah padam wajahnya. “Memang kamu kadang-kadang suka kaya gitu sih “ seru Vera. “Masa sih Agatha ? kamu bisa happy hanya bermalam tahun baru di rumah sih ?” 
Kembali Rosma mendesak Agatha, agar mau menepis rencanaya yang dianggap udik. “Tergantung bagaimana kita mengemas acaranya dong, Ros !” 
“Ya, udahlah Agatha, kalau kamu bisa enjoy dengan pesta udik itu terserah kamu aja !” “Rosma !, sorry nih ye !, kamu mau bermandi kembang api atau mau pergi ke langit itu hak kamu, apa pernah aku melarangmu ?. 
Tapi kalau kamu ngatain pesta udik aku nggak terima ya friend !. Kamu harus tahu makna westernisasi dengan modernisasi. Ingatkan Guru Sosiologi kita Pak Burhan ?. 

Kan baru sebulan lalu dia menjelaskan masalah itu !” “Kok jadi serius banget sih !, coolingdown teman teman !” pinta Vera. “Oh nggak serius lho !. Don’t worry Ver ! , aku keep coolingdown. Cuma ini kan masalah selera kita masing-masing untuk menunggu datangnya pergantian tahun “ Agatha cepat menepis suasana kumpul bareng yang agak meradang. “Cuma klo you harus enjoy sama do’i kamu gimana ?. Apa bisa do’i kamu enjoy bila kumpul bareng sama papa dan mamamu ?” tanya Rosma

 “Ros, apa salah?, bila kamu ngenalin temen kamu ke papa mamamu. Justru itulah cara kita menguji apa dia mau menjadi temen kita yang baik apa nggak ?. Is no problem OK ?” “Aku nggak nyangka kamu bertambah dewasa, Agatha ?”
 “Eh, sahabat-sahabatku !, enjoy untuk seseorang, meski kita masih abg tidak selalu sama. Aku merasakan enjoy tiap malam tahun baru bersama seluruh keluargaku, mama, papa, om, tante dan adik-adiku semua. 

Memang itulah simpatiknya papaku, dia piawai membuat acara tahun baru bersama keluarganya. Meski undangan dari teman bisnisnya banyak, tapi papa selalu menolaknya, aku sangat rindu dengan acara-acara seperti itu di tengah keluargaku, inilah yang disebut keharmonisan keluarga yang nilainya jauh lebih tinggi ketimbang nongkrong-nongkrong. Cobalah kamu semua rancang acara tahun baru seperti keluargaku, pasti lebih menyentuh. 

OK teman sorry ya, aku pulang dulu, daaaah !!!!” Rosma, Vera dan Marcella hanya bengong mendengarkan Si Cantik Agatha menguntai kata. Namun dalam hati mereka semua timbul rasa heran, tumben cewek gaul yang kolokan itu pandai berfilsafat seperti seorang motivator. Ada apa dengan Agatha, something wrong?.***

PELANGI TAK BERWARNA

Rin!, benarkah kini aku hidup yang kedua kali ?” tanya Stefani pada Ririn, yang menggoreskan sebuah penasaran di hati Ririn. 
“Ah, apa apaan sih, Fan !” jawab Ririn dengan ketus. “Kenapa ramalan datangnya kiamat enggak benar, kenapa lewat begitu saja!”. 

Kembali Stefani melontarkan keluh hatinya hingga semua teman yang lagi gabungpun melempar sorot mata tajam mereka pada Stefani, yang kini malah kelihatan cengar cengir wajahnya. 

“Kok lo ngomong gitu sih Fan !” jawab Ririn. “Lo lupa !, kemarin kan tanggal 12 Desember 2020. Seharusnya kita kita ini udah lenyap dari muka bumi dihempas kiamat, iya kan ?” “Maksud lo hari kemarin seharusnya terjadi kiamat dan kita semua mampus ?. Kiamat itu urusan Tuhan !”, bantah Ririn, yang disambut dengan tawa lepas Stefani, sedangkan Ririn terlihat berkerut dahinya. 

Lantaran sokib gaulnya itu, hari ini entah mengapa nglantur nggak ada ujung pangkalnya. Nggak biasa cewek ABG ini nglantur seperti ini, padahal sudah lama mereka gabung. Sedangkan Lily dan Sebastian hanya saling melempar pandang, mereka juga heran mendengar joke Stefani itu yang nggak seperti biasanya. “Lo lagi ngebayangin Frans kan !, ah dasar lo anak mama, ditinggal Frans aja nggak bisa terbang bebas kaya merpati !. Enjoing piss, sobatku !” pinta Lily. Stefani mulai menampakan senyum yang kecut, dengan rona muka memerah. 

Ucapan Lily tadi terasa seperti petir ribuan volt yang mengaliran arus listrik di sekujur tubuhnya. “Frans, oh iya Frans, mengapa aku seperti kehilangan sendi tulangku, bila aku mendengar nama itu disebut !”bisik hati Stefani mula mengagayuti dinding jantugnya. Bisik hati itupun terpancar pada sorot mata Stefani yang kosong. 
“Piss, so sory aku ya Fan !” pinta Lily yang merasa advisnya tadi malah membuat sokib lamanya menjadi lebay dan tersudut. “Never mind, Lily !, is OK!” kilah Stefani yang masih belum mampu menyembunyikan wajahya yang kusam. 

Beruntung mereka semua biasa peduli bersama, curhat bersama bahkan seringkali mereka bersama mengorbankan apa yang mampu mereka lakukan demi sokib mereka, maka getaran halus yang tertoreh di hati Stefani langsung bisa dibaca mereka bersama. “Udah deh Fan, lo kan udah gede !, klo cowok seperti Frans meninggalkan lo, kan udah biasa. Ada apa sih, Fan !, piss deh !” Sebastian kelihatan seperti guru BP Stefani yang memberi bimbingan pada dia yang bengal. Karena bagi Sebastian, yang juga sokib kental Frans nggak nyangka, bila Stefani saat ini belum bisa melupakan Frans. 


Bukankah cinta mereka hanya cinta ingusan, yang sebatas hanya mengenal rindu dan saling mengagumi. Entah lantaran apa Stefani begitu terhipnotis dengan sihir cinta Frans. “Nggak gitu Yan, kebetulan ini kan menjelang datangnya tahun baru “ Stefani perlahan mulai mengajak sokib sokibnya untuk memberi solusi. 


“Kan malah kita bisa enjoy , Fan “ pinta Ririn. “Nanti klo saatnya aku bisa enjoy, aku akan ajak kalian semua refreshing, biar aku traktir makan di mana lo semua sukai“ jawab Stefani. 
“Kenapa nggak sekarang aja, Fan !. Mumpung masih sore, habis itu kita ngumpul lagi di rumahmu, OK Fan !” pinta Lily dan Sebastian. “So sorry, friend !, aku malah membawa kalian semua ke masalahku, piss aku belum bisa merayakan malam tahun baru ini, bagiku malam tahun baru ini sama saja aku memunguti memoriku saat bersama Frans “ nampaknya Stefani serius dengan masalah ini, terlihat dari sorot matanya yang layu. 

Maka tumben cewek ini nggak dandan barang sedikitpun saat sokib sokibnya ngumpul bareng di beranda rumahnya. Biasanya Stefani selalu modis, meski hanya dengan T shrt dan celana panjang.

 *** 

Memang satu minggu sebelum datangnya malam tahun baru, Stefani hanya tersudut dengan galau yang mengganjal di hatinya. Memory yang dia rajut bersama Frans di tahun baru satu tahun silam begitu kelamnya. Meski Stefani hanya cewek ABG, namun karena asuhan ortunya yang penuh kasih sayang membuat dirinya mampu bersikap seperti wanita dewasa. 

Memang Stefani mengagumi Frans Daniel melebihi cowok lainya yang juga ganteng dan gaul seperti Frans. Hingga akhirnya dinding hati Stefani runtuh dihempas cumbu rayu Frans. Namun Stefani sama sekali tidak mau menerima sikap Frans yang liar, seperti burung terbang kemana yang dia sukai. Stefani dalam hal ini selalu memberi advis pada Frans agar cowok pujaanya mau meninggalkan kebiasaan norak, seperti suka mabuk, narkoba bahkan sering pula berjudi. 

Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang tulus, Stefani layaknya seorang kakak yang lembut, berusaha membimbing Frans untuk meninggalkan kebiasaan buruknya itu. Stefani berusaha tegar menghadapi sikap Frans yang tak gila dan liar. Seribu janji dari Frans diterimanya dengan hati yang lapang, meski dia melihat sendiri Frans seenaknya melanggar janji yang diucapkanya sendiri. Sudah berkali kali hati kecilnya selalu menyuruhnya untuk meninggalkan cowok idolanya itu, yang hanya bisa bersikap ego dan tidak pernah bisa menghargai Stefani. 

Namun perasaan iba terhadap Frans selalu menghalangi dia untuk memutuskanya. Karena Stefani tahu, Frans hanyalah korban ketidakharmonsan mama dan papanya. Barangkali saja arti kehadiran seseorang akan lebih berarti lagi bila dia telah meninggalkan kita. Filosofi itu semula dipegang kukuh oleh Stefani, hingga dia akhirnya bertekad bulat meninggalkan Frans dan merencanakan maksudnya itu persis di malam tahun baru 2012. 

 Stefani berharap Frans sangat mengharapkan kehadiran dia kembali dan mampu menghargai dirinya, setelah Stefani meninggalkannya. Stefani berharap kehadiran Frans di malam itu bukan sebagai Frans yang norak, tetapi hadir sebagai Frans yang dewasa dan mampu menghargai dirinya. 

Sehingga Stefani layaknya seorang putri raja yang menunggu pangeran cintanya. Di saat itulah sebuah janji dari Stefani akan dia ucapkan, sebuah janji tentang cinta mereka yang hanya tuhan yang mampu memisahkan mereka. Namun apa yang terjadi justru semakin membulatkan tekad Stefani untuk meninggalkan Frans. 

Frans malah merayu Stefani agar dia mau gabung bareng dengan Frans melewati malam tahun baru dengan narkoba. Stefani dengan hati yang bergetar kuat akhirnya memutuskan Frans, yang terlihat sama sekali tidak menampakan respon galau atau penyesalan. Franspun telah lama memperlakukan Stefani seperti ABG murahan, tak berari sama sekali bagi Frans. Frans saat itu semakin keranjingan dengan narkoba, saat malam tahun baru merambat perlahan tanpa Stefani disisinya, Frans semakin gila berkencan dengan narkoba, semakin dia liar terbang ke angkasa, membumbung tinggi dalam atmosfer imajinasinya, 

Sehingga dia tidak mampu lagi menginjakan kakinya di bumi, Frans tersungkur dan meluruh karena overdosis, yang membuat ortunya, semua sokibnya terlebih Stefani kehilangan dia dan larut dalam penyesalan. Kini memori itupun menjalar kembali di tiap sendi, sudut hati dan degup jantung Stefani di malam tahun baru 2013, yang diluar dugaan sokib sokibnya klo Stefani sudah mampu menepis memori itu jauh jauh. 

*** 

 “Aku salut sama lo, sobat cantiku !” lengking suara Lily menyapu tiap sudut beranda rumah Stefani. Stefani menyibakan rambutnya dan meluruskan wajahnya kearah Lily dengan senyum tersungging di bibirnya, terlihat wajah yang ayu alami meski di sudut hatinya masih menyimpan kegalauan hati. “Bener Lily Fan !, lo kadang lebay seperti anak kecil tapi kadang pula mampu bersikap seperti wanita dewasa, dah cukup perhatian lo pada Frans, kini tinggal kamu memikirkan diri kamu sendiri “ Ririn menambahkan. 
 “Trim ya friend !, dah habis curhatku pada lo semua, kini aku sudah lega. Ada yang tersisa di hatiku, yang penting aku udah berbuat maksimal untuk Frans, tapi dia memilih cara hidupnya sendiri, dan mama papanya Frans pun tahu tentang itu” seru Stefani yang kelihatan sudah berbinar binar wajahnya.

 Stefani kini larut dalam canda sokib sokibnya, sementara malam tahun baru semakin merayap hingga halaman rumah Stefani terang benderang di hujani kembang api, bayangan Frans di hatinya kini sirna ditelan gairah hidup Stefani yang baru. Semua sokibnya kinipun ikut berceria bersama Stefani***

Loving You



Sudah satu minggu ini Fransiska tenggelam dalam schedule yang disodorkan tim kreatif ‘Gajah Mada TV’, yang bakal menggelar kolaborasi diva remaja multitalen dengan Mr Chandra Orchestra, untuk menggerlapkan ultah stasiun TV tersebut. 

Fransiska kini hadir di tengah beberapa diva remaja yang mulai hadir di tengah publik, musisi dan vokalis lainnya, maka dia kini hanya mampu memberikan waktu luangnya untuk sokib-sokibnya hanya di kampus sekolah mereka, meskipun dia kangen dengan seloroh dan usil mereka, termasuk salah satu diantaranya dengan Jeffri. 



Sokib yang paling lengket dan paling lama kenal denganya. Bagi Fransiska yang punya talen vokal yang kuat, dia sangat tersihir dengan even besar ini. Fransiska tetap mengusung sebuah harapan untuk menjadi pesaing diva kondang di tanah air, Fransiska tetap menyemai ambisi untuk bisa mensejajarkan dia dengan KD, Juni Shara, Shahrini , meski entah kapan dia tidak tahu. Tapi langkah untuk mencapainya tiada pernah surut di benaknya. Fransiska belum mengenal sebuah sensasi, ambisi karir dan seabreg moralitas selebritis yang ‘nyleneh’. 

Fransiska hanya akrab dengan seloroh yang lepas dengan siapa saja yang melingkunginya. Meski terdapat beberapa cowok melangkonis dan romantis yang berusaha mencuri de’ amour yang dipenuhi mawar merah dari hatinya. 

***

 Jeffri hanya bisa memandang Fransiska meski hatinya meluruh, saat Fransiska curhat denganya di suatu pagi, beberapa hari sebelum dia pentas dalam malam Gebyar Diva Remaja Multitalen. ‘Jeff, aku minta doa mu, ya !, ”. Seberkas pemintaan Fransiska disodorkan dengan senyum manis menawan. ‘OK, Siska aku berharap dan berdoa moga kamu mampu sukses malam minggu nanti’. Jeffri membalasnya dengan senyuman yang kelu dan resah kini menggayuti hatinya. Jeffri tidak mampu menyembunyikan perasaan takut kehilangan Fransiska, yang telah beberapa tahun menjadi sokib dekatnya. 

Jeffri merasa dirinya kini berada di sisi Fransiska yang tidak kokoh, padahal Jeffri mengharapkan tautan yang lebih friendly bahkan getar hatinya lebih bisa dimaknai dengan kehangatan segalanya, apalagi kehangatan sebuah senyuman dari Fransiska seperti tadi. ‘Kamu harus tulus doa’in aku, ya Jeff !. Aku merasakan suatu tantangan yang berat. Semua diva remaja sudah go nasional. Sedangkan aku hanya bermodal vokal “

 “Kok kamu ngomong kaya gitu sih !, inikan bukan malam bintang, konser inikan hanya untuk penyaluran bakat remaja tingkat nasional “. 
“Aku tak bisa membayangkan bila aku kalah besaing dengan mereka, padahal ini adalah kesempatan emas bagi aku Jeff “. Wajah Fransiska mulai kelihatan terlipat,senyumnya kini telah hilang di sudut bibirnya. Sebuah keresahan kini membayangi cewek flamboyan, yang kini bersandar di jok mobil warna biru muda. 

Namun keresahan itu tidak seberapa dibanding resah yang hadir di degup jantung Jeffri. “Aku mendapat informasi dari publik,bahwa vokal kamu memiliki spesifikasi dibanding difa lainnya. Kamu jangan merasa kalah dulu !” 
“Ah, aku kira biasa aja, kemarin aku latihan dengan mereka sepertinya biasa saja” “Tapi Siska !,kamu punya nilai lebih di banding mereka !” Jeffri mencoba menyelamatkan Fransiska yang mulai hanyut dengan perangkap kegagalan yang mulai dipasang diri Fransiska sendiri. 

“Apa itu, Jeff !”
 “Diantara mereka kamulah yang paling cantik. Kamulah yang paling punya potensi untuk menyihir publik dan mencuat ke blantika musik nasional dan aku bangga punya sahabat seperti kamu. Kalau kamu optimis, kesuksesan bakal kamu raih, betul Sis percayalah ! “ 

*** 

Fransiska merasakan sesuatu yang aneh yang tersembunyi dalam ucapan Jeffriitu, tetapi perasaan itu dia tutup rapat-rapat. Meski Fransiska termasuk cewek yang dibilang gaul, smart, dewasa, namun selama ini dia hanya mampu menyodorkan persahabatan dengan siapapun, termasuk dengan Jeffri. Jeffri dipandangnya hanya sebagai sahabat yang sering menjadi limpahan curhat, ringan tangan dan piawai dalam memotivasi dirinya, yang dibutuhkan dirinya karena ortu Fransiska tidak mampu meluangkan waktunya barang sekepingpun untuk memperhatikan dirinya.

 Papa Fansiska hanya asyik merajut nafsu durjana dengan wanita-wanita murahan di bungalow miliknya pribadi. Sedangkan mamanya lebih memilih menjadi dosen ahli di Harvard University AS. “Kita pulang Sis ?” “Aku lagi males !, aku cuma pengin lepas bebas terbang ke tiap penjuru Semarang. Kamu mau menemaniku, kan !. Santai aja Jeff, kalau kamu cape biar aku yang jadi driver !” “Mana ada tuan puri bawa mobil, biar aku yang bawa saja, Sis !” “Kalau sang pangeran yang ganteng yang ngikut, tuan putripun mau jadi driver ‘ 

“Sekarang tuan putri mau jadi driver, coba kalau sudah menjadi diva nasioanal dan menjadi selebritis kaya Shoimah atau Ayu Ting Ting, mana mau gabung bareng dengan Jefrri.” Mengapa kini Jefrri lebay, mengapa pula dia kelihatan seperti khawatir bila aku berhasil nanti. Apakah ini sebuah persahabatan semata,atau lebih dari itu. Ah aku tak mengerti. 

Bertubi-tubi isi jantung hatinya dipenuhi bisikan seperti itu. Namun siapakah yang memulai, bukankah pertemuan seperti ini hampir setiap hari terjadi antara dia dan Jeffri. Ataukah hanya perasaan egois dirinya karena mengalami “under-pressure’ yang kuat selama beberapa pekan ini, atau memang Jeffri selama ini menginginkan lebih dari sebuah persahabatan. “Siska,kamu nglamun ya ?” “Ah, nggak kok Jeff !” 

“Kita makan siang dulu, aku sudah lapar. Aku coba cari makanan yang kamu suka. Kamu paling suka menu ini kan ”. Jeffri menghentikan mobilnya di warung garang asem, menu makanan yang paling Fransiska senangi. Fransiskapun hanya menganggukan kepalanya dan pada dirinya mulai timbul perasaan lembut, selembut benang halus yang menawarkan eksotis hatinya. Sedemikian besarnya perhatian cowok ini pada dirinya.

 Padahal sudah terhitung banyak cowok cowok ganteng yang mencoba meluruhkan hatinya, tapi mengapa hanya Jefrri saja yang dia dibat tak berkutik. Aku tidak tahu perasaan apa ini, aku dengan Jeffri kan sudah sering gabung bareng dimana dan kapan saja. Ah konyolnya hati ini. Entah setan apa yang kini singgah di hatiku, sehingga saat ini perasaanku sering menjadi liar seperti ini. Oh Jeffri maafkan aku ya !. “Aku kemarin kemarin sempat bingung, Sis !”

 “Kenapa, bingung ?” “Aku nggak punya temen !” “Ngaco kamu, kan ada Windy,Natalia dan teman teman satu kelas lainnya “ “Mereka sibuk masing-masing “ 
“Maaf aku ya Jeff, sebenarnya aku pengin ngajak kamu pembekalan di studio, tapi aku kasihan sama kamu. Latihan yang diberikan Om Chandra sangat menyita waktu” 
“Sebenarnya nggak apa-apa Sis, asal aku punya teman gabung “ 

“Apa mereka semua bukan teman kamu?” “Kamu kan sokib aku yang paling bisa membuat aku enjoy, saling mengerti dan bisa untuk curhat” “Kamu aja yang lagi lebay hari ini Jef. Kamu lagi naksir sama siapa sih Jeff ?“ “Aku nggak pernah naksir cewek lain, aku nggak punya sesuatu untuk yang lain. Tapi entahlah “ Mereka berdua saling membisu, Jeffri tidak mampu lagi meneruskan mencurahkan kata hatinya.Fransiskapun lahu persis bahwa dia harus menautkan benang-benang halus lebih rapat lagi seperti yang diminta Jeffri. 

Dia harus mulai menginjakan langkah pada sesuatu yang nyata antara mereka berdua, Fransiskapun kini dalam kungkungan “really in loving” dengan Jeffri,satu-satunya cowok yang paling dekat dengnya selama ini, bahkan lebih dekat lagi ketimbang dengan papa dan mamanya. Fransiskapun kini merasakan sayap-sayapnya telah ringan untuk menyentuh langit berbintang,yang tiada sesuram malam-malam sebelumnya. ***