Rabu, 21 Desember 2011

Kumbokarno Simbol Nasionalisme Tulen


Kumbakarno, Sumber : Google
Tersebutlah sebuah kerajaan besar bernama Alengka yang tergelar disebuah kepulauan yang luas. Kerajaan ini tergelar di atas lembah (plato ) yang dibatasi tiga gunung yang semuanya disebut dengan Gunung Trikuta. Kerajaan Alengka dipimpin oleh  maharaja raksasa yang sakti mandraguna bergelar Prabu Rahwana Raja Tiga Dunia (raja para dewa, manusia dan raksasa serta machluk halus). Karena kesaktianya itu, maka jadilah Raja Rahwana sebagai raja yang sombong, tamak dan pilih tanding. Tidak ada satupun rakyat di Alengka yang mampu menandingi kesaktiannya.

Kesaktian Rahwana yang tiada duanya diperoleh dari “tapa-brata “ dirinya untuk menyembah kepada Dewa Brahma selama bertahun-tahun. Hingga dia mendapat anugerah dari Dewa Brahwa sebuah kesaktian yang menyebabkan dia kebal terhadap segala ilmu, sihir, tenung, santet yang dimiliki oleh raksasa, genderuwo, machluk halus lainnya,  bahkan Rahwana juga kebal terhadap ilmu para dewa.

Bukan hanya kepada Brahma, kepada Dewa Siwa Rahwanapun melakukan penyembahan dan puja – puji  yang dilakukan selama bertahun-tahun pula. Bahkan penyembahan Rahwana kepada Siwa dilakukan dengan sebuah tarian yang dikenal dengan nama Shiva Tandava Stotra. Karena ketekunanya, Dewa Siwa akhirnya menghadiahkan kepada Rahwana sebuah pedang yang berkekuatan dahsyat yang dinamakan Chandrahasa (Pedang Bulan). Lengkap sudah kesaktian raksasa Rahwana, sehingga dia termasuk raja yang ditakuti oleh semua manusia, raksasa dan machluk halus.  Diantara seabreg sifat sombong yang dimiliki raja lalim ini, salah satu diantaranya  adalah sikap yang meremehkan terhadap ras manusia. Ternyata sikap meremehkan manusia ini kelak kemudian hari menjadi petaka baginya.

Karena manusia dipandang rendah olehnya, maka Rahwana tidak tanggung-tanggung memperistri wanita wanita cantik seantero Bumi Alengka, tidak perduli dia masih lajang atau telah bersuami. Termasuk juga hasratnya untuk memperistri wanita “luhur budi bahasanya dan cantik jelita”, yang bernama Dewi Shinta (Sita), meskipun dia tahu bahwa Shinta telah bersuami  Raden Rama Wijaya.

·         Sikap Gunawan Wibisono

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Wibisana (Sanskerta: विभीषण, Vibhīshaṇa) adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah adik kandung Rahwana yang menyeberang ke pihak Sri Rama. Dalam perang besar antara bangsa Rakshasa melawan Wanara, Wibisana banyak berjasa membocorkan kelemahan kaumnya, sehingga pihak Wanara yang dipimpin Rama memperoleh kemenangan. Sepeninggal Rahwana, Wibisana menjadi raja Alengka. Ia dianggap sebagai salah satu Chiranjiwin, yaitu makhluk abadi selamanya.
Kumbakarno Sumber : Indonesia Travelled. Com
Selanjutnya Wikipedia menjelaskan bahwa Wibisana sebagai adik kandung Rahwana atau putra bungsu pasutri Wisrawa dan Kaikesi.  Sedangkan  menurut versi Mahabarata,  Wibisana adalah putra pasutri Wisrawa dan Malini. Sehingga dia adalah adik tiri Rahwana. Sementara itu Rahwana dan Kumbokarno adalah saudara sekandung.

Meskipun Wibisono adalah seorang raksasa, tetapi dia memiliki kepribadian yang berbeda jauh dengan raksasa lainya, yang sering menebarkan kedholiman dan angkara murka di dunia ini. Wibisono memiliki karakter yang lembut, adil,bijaksana, peduli terhadap sesama dan selalu “Ngrungkebi Dharmaning Satria”.  Sejak muda dia sudah tekun menyembah Dewa Whisnu dan Dewa Brahma seperti kakaknya Rahwana dan Kumbokarno. 

Wibisono-Google
Baik Dewa Brahma maupun Wisnu suatu ketika berniat memberikan limpahan anugerah pada Gunawan Wibisono atas “gentur tapa” yang dilakukan dirinya. Oleh kedua dewa tersebut Wibisana diberi pilihan alternatif anugerah yang bakal diterimanya, yaitu opsi Kasekten (kesaktian ), Kayekten (keluhuran derajat sosial di masyarakat) dan Kamuktin (kekayaan duniawi). Tetapi tidak satupun opsi yang ditawarkan kedua dewa tersebut diterima, Wibisana hanya meminta anugerah berupa bimbingan hati dan jiwanya menuju kebenaran.

Sudah barang tentu Wibisono sangat menentang keras perbuatan kakak sulungnya Rahwana yang menulik Dewi Shinta dan mendesak agar kakaknya segera mengembalikan Dewi Shinta ke Prabu Sri Rama yang paling berhak memiliki  Dewi Shinta. Menanggapi desakan adik bungsunya, Rahwana menjadi murka dan saat itu juga mengusir Wibisono pergi dari Negara Alengka.

·         Nasionalisme Kumbokarno

Dalam kehidupan manusia modern yang  telah mengenal Kisah Ramayana dan Mahabarata, sosok Kumbokarno selalu disertakan pada sikap nasionalisme tulen. Sosok dan karakter tersebut yang saling melekat sering digunakan sebagai icon para  aparatur negara di Asia Timur. Meskipun wujud lahiriah satria raksasa ini sangat mengerikan, tinggi besar dengan kedua biji mata yang melotot keluar. Namun wujud lahiriah dengan jiwanya sangat bersebrangan.

Betapa tidak, Kumbokarno adalah sosok prajurit sejati yang berani mati dengan mengusung pemeo right or wrong is my country, tetapi sikap ini tidak dilangsungkan dengan mata gelap.

Karena sebelum Kumbokarno “Madeg ing PALAGAN” dia terlebih dahulu menyadarkan kakak kandungnya sekaligus rajanya untuk kembali ke jalan yang benar, dengan mengembalikan Dewi Shinta. Namun berlainan dengan Wibisono yang bergabung dengan pasukan Sri Rama, Kumbokarno memilih untuk melindungi tanah airnya dari invasi kekuatan asing atas perintah rajanya.

Menghadapi situasi yang kritis di ibukota kerajaan, tanpa berpikir panjang dia segera menyongsong ribuan pasukan wanara yang dipimpin langsung oleh Prabu Sri Rama. Kedua tangan dan kakinya  dengan sigapnya berhasil membunuh ribuan prajurit kera. Sehingga satu persatu anggota badanya itu  harus segera dilumpuhkan oleh panah Sri Rama. Sri Rama sengaja melumpuhkan satu persatu anggota tubuh Kumbokarno untuk menghindari ribuan prajuritnya yang menjadi korban serta menunggu pengampunan yang disodorkan oleh Kumbokarno. Tetapi Kumbokarno bersikeras untuk menjadi pejuang berani mati membela negaranya.
Gugurnya Jatayu

Akhirnya dengan terpaksa dan untuk mengurangi penderitaan Kumbokarno, Sang Sri Rama mengarahkan panah saktinya ke leher Kumbokarno yang berakhir dengan berpisahnya kepala Kumbokarno dengan badanya. Sri Ramapun memberikan penghargaan yang tinggi terhadap sikap nasionisme tulen Resi Kumbokarno.

Gugurnya pejuang sejati Kumbokarno sudah selayaknya ditiru oleh siapa saja yang memiliki keberanian, niatan dan dan semangat para penyelenggara negara di manapun, kapanpun dan siapapun ***

Senin, 19 Desember 2011

Tahun Baru


hamdi beffananda aji
PUISI ANAK


Ibu hanya diam, tak satu patah katapun berkata....
waktu aku meminta piknik di akhir tahun,
 berkeliling Pulau Jawa, menginap di Telaga Sarangan
bermandi cahaya matahari dan bermain ombak
di Pantai Parang Tritis. Aku ingin mendengar
kicau burung  di Cemoro Sewu

Bapak menghampiri aku dan mengelus rambutku
Siapa yang memberi makan Si Jalu, ayam jantanku ?
Meski tidak pernah aku adu dengan ayam jantan lain
Siapa yang akan memberi makan burung kutilang kesayanganku ?

Lebih baik aku bersuka ria,
Di halaman rumah, yang penuh tanaman bunga, burung
Beberapa ekor ayam miliku
Dengan sahabat-sahabatku di desa
Bermain sepak bola di tanah lapang belakang rumahku
Bermandi cahaya matahari sepanjang hari

Akhir Desember, 2011.



Ratu Bantaran Ciliwung

puspa prasasti aji
Merasa dirinya terus saja dikungkung perjuangan menggapai jalan hidup yang diinginkanya, Rosallia hampir –hampir putus asa. Dia sudah merasakan jalan hidup yang terbentang jauh di depanya telah dipenuhi kerikil tajam, berliku dan dikanan-kiri jalan hidupnya telah  ditaburi jurang-jurang yang siap melumat tubuh siapa saja. Namun Rosallia tak pernah berpikir konyol untuk hanya  berpangku tangan menghadapi sebuah birama hidup yang berdebu dan menyeskan dadanya. Bila dia melangkah surut,  Kota Jakarta siap menghisapnya dalam-dalam ke dalam kubangan lumpur yang hitam kelam.

kate middleton
Untuk kembali ke Tegal kota asalnya, jelas dia tepiskan gagasan seperti itu, karena di kota itu dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kedua orang tuanya sudah meninggalkan dia setelah dia lulus sarjana, sedangkan adik semata wayangnya, entah tidak pernah memberi kabar berita. Rosallia hanya mendengar dari teman-teman adiknya,  bila Karel telah merantau ke Sumatra.

Hanya sepasang lengan kecil yang ringkih dan langkah kaki yang terbatas adalah ciri seorang wanita, apalagi bagi Rosallia yang masih lajang dan hidup dari kontrakan kamar satu dengan lainnya,  dari debu dan deru jalan jalan Kota Jakarta yang menghitamkan kulit tubuh dan sering membuat dadanya tersengal. Sebenarnya benak hatinya dalam rongga dadanya telah menjerit, melengking ke semua atmosfer hidupnya. Namun lengkingan seorang wanita di tengah hiruk pikuknya Kota Jakarta apalah dayanya. Lengkingan itupun akan dipantulkan oleh tebing-tebing yang tinggi, kokoh dan membisu. Kedua mata Rosalliapun harus mampu meredup, kala perjuangan hidupnya begitu menyesakan dadanya. Kala dia menjadi korban akal bulus Ardian yang menjanjikan kehidupan bahagia, manis dan manja di Kota Sejuta Lampu itu.
***
Kali ini Rosallia hanya mampu meratapi apa yang terjadi pada dirinya, saat dia dipanggil kabag personalia di kantornya tentang phk yang dideranya. Sekali lagi dia mencoba meyakinkan keputusan atasanya itu untuk menepiskan rasa percaya pada dirinya sendiri. Sejak dia selalu terseok menapaki jalan hidupnya yang beralasan kerikil tajam, kerap dalam benak Rosallia timbul perasaan tidak percaya. Namun kenyataan itu kini telah berkali-kali membisikan dalam bilik jantungnya untuk segera tabah dan tawakal menerimanya di saat usia dia telah hampir mencapai 30 tahunan.

Semua bunga-bunga yang berjejer rapi di atas pot semen ikut terlihat layu. Mereka ikut engucapkan selamat tinggal  di sepanjang jalan paving blok. Hanya Wella yang menjemput dengan membukakan kedua tangan untuk sebuah pelukan pada Rosallia. Merekakemudian saling menumpahkan isi hati dengan bahasa air mata, yang entah bagi Rosallia air mata yang keberapa kali dia tumpahkan.

“Ros, sabar ya !”. Rosallia hanya menganggukan wajahnya.
“Kita masih bisa bertemu lagi, kan Wel ?”
“Pasti Ros !, kita sama sama datang ke Jakarta dengan hanya sebuah tekad. Mengapa kita mesti berpisah. Tolong kabar kabar ya Ros ?”. Seberkas senyum Rosallia kini terlihat menghias di bibirnya.  Senyum itulah yang biasa disodorkan wanita yang biasa tampil “exciting” sepanjang hari termasuk
indah mahanani
dalam meretas bilah hidup di Jakarta, yang penuh liku dan karang terjal dingin membisu. Hanya terlihat kini kedua wanita lajang yang cantik saling melepas pelukan, suatu pertanda mereka berdua kini mulai bersiaga menghadapi kehidupan esok pagi.

Sebuah rumah berdinding tembok dan papan di Bantaran Sunga Ciliwung tiada sedikitpun menawarkan senyum pilu, meski sebagian papanya yang berada di atasnya telah menghitam disentuh banjir sungai itu yang kerap menderanya. Termasuk juga ancaman banjir saat saat ini di awal tahun, Rosalliapun telah siap membenahi semua perabot rumahnya agar mampu terhindarkan dari luapan air sungai. 

Pagi itu di sela gerimis tiada henti memagut Kota Jakarta, Rosallia lebih akrab dengan rumahnya kontrakannya yang pada hari-hari biasanya dia mengabaikan begitu saja. Semua perabotanya dilepaskan  dari debu debu yang sudah cukup banyak menumpuk. Nyanyian kecil terus saja melantun di rumah separo papan yang kini terasa lebih hangat. Wanita lajang yang cantik dan berambut model Demi More itu menyambt harinya tanpa memperdulikan nasibnya kini yang telah diphk perusahaanya yang sedng terbelit kerugian. Dia terus berbenah bersama-sama ibu-ibu warga Tebet Dalam untuk menyambut rencana kedatangan  Kate Middlleton ke pemukiman kumuh tersebut. 

Sebentar sebentar Rosallia diberi pengarahan Bu RT, staf kedutaan Inggris ataupun aparat lainnya yang aktif memoles dan mensterilkan keamanan pemukiman itu.

“Non Rosa !, nanti ikut menyambut kedatangan Kate Middleton , ya !” pinta Bu RT di sela kesibukan wara sekitarnya.
“Baik Bu RT  !, tapi acaranya apa saja bu ?, aku nggak tahu ?”
“Aku sendiri nggak tahu, Non !, itu urusan staff kedutaan dan pejabat pekmot atau aku juga nggak tahu non !”
“Terus kalau Bu RT  nggak tahu, kita kita ini harus bagaimana ?”
“Kata Pak RW sih kita hanya disuruh pakai pakaian adat Jawa untuk menyambut sang ratu “
“Aku nggak punya pakaian adat  lho bu !”
“Itu gampang non dari pemkot nanti meminjami “
“Kan ibu- ibu lainnya masih banyak yang bisa menyambutnya !, biar aku nggak ikut saja, bu ?”
“Eh, Non Rosa cantik lho, apalagi kalau didandani pakaian adat, pasti nanti bakal jadi primadona di acara itu !”
“Ah,  Bu RT   bisa aja ?,  ya bolehlah bu !. Tapi nanti aku hanya ngikut aja ya bu ?”
“Nggak bisa gitu Non !, justru Non Rosa yang dijadikan tumpuan ibu-ibu untuk menyampaikan misi ini !”
“Misi apa ya bu ?, kok jadi serius sih bu ?”. Rosallia mengkerutkan kedua alis matanya, wajahnya tidak setawar semula, meski dia tidak keberatan dengan tugas moralnya itu, tapi lantaran dia sama sekali tidak tahu maksud misi yang diembanya, maka kini dia merasa seperti wanita bengong di tengah kerumunana ibu ibu warga sekitarnya yang memang nasibnya harus diperjuangkan. Beberapa ibu lainya kini mulai gabung dengan diskusi jalanan di Bantaran Sunga Ciliwung. Mereka semua berniat mengusung suatu misi diam diam untuk sebuah perbaikan nasib dan pemukiman mereka, saat sang ratu berada di tengah mereka.
“OK deh ibu-ibu, tadi Bu RT  memintaku menyampaikan misi kita pada Kate Middleton. Tapi aku nggak tahu harus bicara apa ?”
“Non Rosa bisa bicara bahasa Inggris ,kan ?” tanya salah satu ibu yang mulai bersemi sebuah harapan di hatinya.
“Lumayan bu !, dulu setiap ada kunjungan tamu dari luar negeri di kantorku, aku disuruh bosku menjadi jubirnya”.
“Ah kebetulan sekali, kita tanpa protokoler bisa langsung curhat dengan Sang Ratu Inggris. Dan minta disampaikan langsung pada Presiden SBY tentang nasib kami” pinta Bu Ramelan.
“Tapi misi ibu-ibu itu apa ?, aku belum tahu ?”
“Gini lho Non Rosa, Pemprov Jakarta berencana menjadikan Sungai Ciliwung sebagai Kawasan Wisata Air, maka kami semua dalam waktu dekat akan digusur begitu saja. Makanya kamu pengin curhat dengan sang ratu.
“Beruntung minggu kemarin ada beberapa wartawan CNN dan BBC News yang menayangkan di media mereka lengkap dengan pengambilan gambarnya. Sehingga penggusuran dibatalkan”, sahut Bu RT .
“Ibu nelihat sendiri tayanganya ?”
“Oh iya Non Rosa !. Bahkan mereka akan menyampaikan kasus ini ke Komisi Hak Azasi Manusia Internasional bila pemerintah menelantarkan kami “ kata Bu Hamzah.
“Terus keinginan warga itu apa ?” sahut Rosallia.
“Kami inginkan sebuah relokasi yang permanen seperti rasunewa, meski kami harus membelinya dengan harga murah “
“Oh...begitu, tapi aku nggak berani  janji ya bu !,karena masalahnya aku bisa dekat dengan Ratu Inggris nggak, itu masalahnya. Kita terbentur masalah protokoler nantinya.Tapi nanti aku coba ya !”
“Ada beberapa momen yang paling memungkinkan untuk Non Rosa untuk hanya sekedar ngobrol menyampaikan misi kami secara non formal, yaitu saat Sang Ratu Inggris datang dan diperkenalkan dengan kami semua, saat itu kami semua berniat menerobos pengamanan untuk berbicara hanya beberapa menit saja “ Bu RT menambahkan.

“Tapi dia si cantik itu,  apa mau mendengarkan keluh kesah kami,  Bu RT ?” Bu Agus masih belum percaya dengan misi itu.
“Justru itulah mereka mengadakan kunjungan ke Indonesia sama seperti kunjngan Lady Dy dan Pangeran Charles ke Indonesia beberapa tahun lalu “ jawab Bu Santoso.
 “Ibu- ibu jangan khawatir, keluarga Kerajaan Inggris dikenal seantero dunia sebagai figur yang peduli sesama dan pendengar yang baik, tidak seperti pejabat pejabat lainnya. Oleh karena itu kita sangat beruntung kedatangan mereka “ .

Mereka yang hadir di diskusi jalanan itu sebagian besar masih menggayutkan wajah tak percaya akan misi ini. Bahkan sebagian lagi masih memendam rasa khawatir bila misi itu menimbulkan sesuatu yang tidak mereka inginkan. Lantaran sebagian besar dari mereka adalah insan insan yang hanya memiliki kulit, daging dan tulang yang tiada seberapa kokohnya.                  

Mereka telah terlanjur bermukim di pemukiman liar di bantaran, apabila Pemprov masih bersikeras menggusurnya merekapun hanya menerima dengan pasrah. Meski sebagian besar dari mereka sudah menyekolahkan anak anak mereka di sekolah terdekat dan sebagian lainnya sudah menetap di kios –kios permanen.

Mereka kinipun hanya mampu terpaku diantara kerumunan ibu-ibu yang berdiskusi.

“Kalau ibu-ibu masih khawatir, OK-lah aku akan ke kedubus Inggris,kebetulan aku punya teman yang kerja di sana. Aku akan minta waktu barang 5 menit untuk berdiskusi dengan  Kate Midlleton. Kita coba saja barangkali kita mendapatkan jalan untuk ini “. Rosallia memaparkan hasratnya dengan suara yang datar dan perlahan, agar kata-katanya mampu menyelinap dalam relung jantung semua ibu yang hadir.
“Horeeeee....Hidup Non Rosa, Hiduup....Sang Ratu Rosallia “. Tanpa suatu komando mereka semua bersorak kegirangan. Kegirangan untuk sebersit upaya membela nasib mereka,yang selama ini tidak ada satu pihakpun yang peduli.
Mereka kini telah pulang ke rumah kumuh mereka masing-masing, karena hari sudah siang. Tinggalah kini Rosallia yang anganya serasa hendak merobek langit, terbang tinggi dan tinggi memikirkan jalan hidupnya dia sendiri yang masih belum jelas, dan yang lebih menyita ruang hatinya adalah perjuangan membela nasib tetangganya.
Rosallia kini tenggelam dalam kancah perjuanangan membela nasibnya sendiri. Jarum jam masih  berlari tak ada yang berniat menghentikanya.
***
Kate Middleton tidak mampu menyembunikan senyum bahagia ke semua warga yang tumpah ruah di sepanjang Bantaran Sunga Ciliwung. Kesahajaan tetap saja ditampilkan sang ratu ini, dengan mengenakan stelan rok sebatas lutut dan berlengan panjang serta berwarna biru muda, model pakaian resmi karyawan perusahaan swasta. Satu demi satu dia menyalami semua tamu undangan dengan senyum rang renyah.

Sekali sekali Kate Midlleton melempar pandangan ke arah tamu ibu-ibu warga Bantaran Sunga Ciliwung, yang berdandan pakaian jawa dengan stelan atasnya berwarna hijau daun, terutama kepada Rosallia yang cantik jelita. Dengan dandanan tradisional itu Rosallia tidak berbeda dengan aktris Bolywood Hema Malini. Sebersit rasa kagum pada kecantikan wanita Indonesia ini. 

Tiba giliran ibu-ibu warga bantaran diperkenalkan oleh protokoler, semua ibu kini memandang dan menanti sang jubir yang cantik jelita untuk memberikan curhatnya.

“Please Miss Rosallia !” demikian pinta sang pendamping Kate Middleton dari kedutaan Inggris yang sebelumnya telah dilobi Rosallia, untuk memberi kesempatan barang beberapa menit pada Rosallia untuk memaparkan derita warga sekitarnya.

Dengan native speaking yang lancar, disertai tawa yang renyah kedua wanita cantik itu saling berdiskusi. Kate Middlelton tak disangka memberikan antuias yang tinggi dan berkenan mendengarkan dengan jeli meski waktu untuk berbicara antara keduanya telah jauh melewati batas limit, namun Sang Ratu Inggrispun tidak memperdulikan. Bahkan kini dia mengajak Rosallia untuk berjalan menyisir bantaran sungai. Kelihatan mendung tebal kini menyelimuti wajah sang ratu menyaksikan penderitaan sebagian manusia di Indonesia, meski wilayah ini bukan termasuk kedaultan Inggris Raya. 

Rosalliakini mengajak  Kate Middleton untuk sekedar mencicipi masakan sayur asam dan ayam goreng hasil masakan warga setempat. Kembali Kate Middleton mengurai senyum renyahnya. Kini mereka berdua bagaikan ratu kembar yang sama sama menawan hadirin yang datang, termasuk juga staf protokoler kedutaan yang akhirnya hanya membiarkan mereka berdua berdiskusi. Kate Middleton yang semula hanya Rosallia lihat di TV kini benar benar berada di sampingnya, bahkan mereka kini berdua bagaikan sahabat yang lama tak jumpa.

Hari telah beranjak siang, misi yang terakhir bagi jubir warga Bantaran Sungai Ciliwung adalah memohon kepada Keluarga Kerajaan Inggris itu untuk menyampaikan penderitaan mereka semua kepada Presiden SBY, salah satunya adalah menampung mereka dalam relokasi yang terjangkau. Tak diduga oleh Rosallia kini Kate Middleton memeluk dia dengan sebuah bisikan di telinganya, bahwa dia akan berusaha menyampaikanya dan sebuah hasrat untuk mendirikan sebuah LSM Internasional untuk sebuah pengentasan kemiskinan di indonesia, dan dia mempercayakan Rosallia untuk memimpinya. Sebuah senyuman paling renyah dan tulus kini menghiasi bibir Sang Ratu Rosallia ***.