puspa prasasti aji |
kate middleton |
Hanya sepasang lengan kecil yang
ringkih dan langkah kaki yang terbatas adalah ciri seorang wanita, apalagi bagi
Rosallia yang masih lajang dan hidup dari kontrakan kamar satu dengan lainnya, dari debu dan deru jalan jalan Kota Jakarta
yang menghitamkan kulit tubuh dan sering membuat dadanya tersengal. Sebenarnya
benak hatinya dalam rongga dadanya telah menjerit, melengking ke semua atmosfer
hidupnya. Namun lengkingan seorang wanita di tengah hiruk pikuknya Kota Jakarta
apalah dayanya. Lengkingan itupun akan dipantulkan oleh tebing-tebing yang
tinggi, kokoh dan membisu. Kedua mata Rosalliapun harus mampu meredup, kala
perjuangan hidupnya begitu menyesakan dadanya. Kala dia menjadi korban akal
bulus Ardian yang menjanjikan kehidupan bahagia, manis dan manja di Kota Sejuta
Lampu itu.
***
Kali ini Rosallia hanya mampu
meratapi apa yang terjadi pada dirinya, saat dia dipanggil kabag personalia di
kantornya tentang phk yang dideranya. Sekali lagi dia mencoba meyakinkan keputusan
atasanya itu untuk menepiskan rasa percaya pada dirinya sendiri. Sejak dia
selalu terseok menapaki jalan hidupnya yang beralasan kerikil tajam, kerap
dalam benak Rosallia timbul perasaan tidak percaya. Namun kenyataan itu kini
telah berkali-kali membisikan dalam bilik jantungnya untuk segera tabah dan tawakal
menerimanya di saat usia dia telah hampir mencapai 30 tahunan.
Semua bunga-bunga yang berjejer rapi
di atas pot semen ikut terlihat layu. Mereka ikut engucapkan selamat tinggal di sepanjang jalan paving blok. Hanya Wella
yang menjemput dengan membukakan kedua tangan untuk sebuah pelukan pada
Rosallia. Merekakemudian saling menumpahkan isi hati dengan bahasa air mata,
yang entah bagi Rosallia air mata yang keberapa kali dia tumpahkan.
“Ros, sabar ya !”. Rosallia hanya
menganggukan wajahnya.
“Kita masih bisa bertemu lagi,
kan Wel ?”
“Pasti Ros !, kita sama sama
datang ke Jakarta dengan hanya sebuah tekad. Mengapa kita mesti berpisah.
Tolong kabar kabar ya Ros ?”. Seberkas senyum Rosallia kini terlihat menghias
di bibirnya. Senyum itulah yang biasa
disodorkan wanita yang biasa tampil “exciting” sepanjang hari termasuk
indah mahanani |
Sebuah rumah berdinding tembok
dan papan di Bantaran Sunga Ciliwung tiada sedikitpun menawarkan senyum pilu,
meski sebagian papanya yang berada di atasnya telah menghitam disentuh banjir
sungai itu yang kerap menderanya. Termasuk juga ancaman banjir saat saat ini di
awal tahun, Rosalliapun telah siap membenahi semua perabot rumahnya agar mampu
terhindarkan dari luapan air sungai.
Pagi itu di sela gerimis tiada
henti memagut Kota Jakarta, Rosallia lebih akrab dengan rumahnya kontrakannya
yang pada hari-hari biasanya dia mengabaikan begitu saja. Semua perabotanya
dilepaskan dari debu debu yang sudah
cukup banyak menumpuk. Nyanyian kecil terus saja melantun di rumah separo papan
yang kini terasa lebih hangat. Wanita lajang yang cantik dan berambut model Demi
More itu menyambt harinya tanpa memperdulikan nasibnya kini yang telah
diphk perusahaanya yang sedng terbelit kerugian. Dia terus berbenah
bersama-sama ibu-ibu warga Tebet Dalam untuk menyambut rencana kedatangan Kate Middlleton ke pemukiman kumuh
tersebut.
Sebentar sebentar Rosallia diberi
pengarahan Bu RT, staf kedutaan Inggris ataupun aparat lainnya yang aktif
memoles dan mensterilkan keamanan pemukiman itu.
“Non Rosa !, nanti ikut menyambut
kedatangan Kate Middleton , ya !”
pinta Bu RT di sela kesibukan wara sekitarnya.
“Baik Bu RT !, tapi acaranya apa saja bu ?, aku nggak
tahu ?”
“Aku sendiri nggak tahu, Non !,
itu urusan staff kedutaan dan pejabat pekmot atau aku juga nggak tahu non !”
“Terus kalau Bu RT nggak tahu, kita kita ini harus bagaimana ?”
“Kata Pak RW sih kita hanya
disuruh pakai pakaian adat Jawa untuk menyambut sang ratu “
“Aku nggak punya pakaian adat lho bu !”
“Itu gampang non dari pemkot
nanti meminjami “
“Kan ibu- ibu lainnya masih
banyak yang bisa menyambutnya !, biar aku nggak ikut saja, bu ?”
“Eh, Non Rosa cantik lho, apalagi
kalau didandani pakaian adat, pasti nanti bakal jadi primadona di acara itu !”
“Ah, Bu RT
bisa aja ?, ya bolehlah bu !.
Tapi nanti aku hanya ngikut aja ya bu ?”
“Nggak bisa gitu Non !, justru
Non Rosa yang dijadikan tumpuan ibu-ibu untuk menyampaikan misi ini !”
“Misi apa ya bu ?, kok jadi
serius sih bu ?”. Rosallia mengkerutkan kedua alis matanya, wajahnya tidak
setawar semula, meski dia tidak keberatan dengan tugas moralnya itu, tapi lantaran
dia sama sekali tidak tahu maksud misi yang diembanya, maka kini dia merasa
seperti wanita bengong di tengah kerumunana ibu ibu warga sekitarnya yang
memang nasibnya harus diperjuangkan. Beberapa ibu lainya kini mulai gabung
dengan diskusi jalanan di Bantaran Sunga Ciliwung. Mereka semua berniat
mengusung suatu misi diam diam untuk sebuah perbaikan nasib dan pemukiman
mereka, saat sang ratu berada di tengah mereka.
“OK deh ibu-ibu, tadi Bu RT memintaku menyampaikan misi kita pada Kate Middleton. Tapi aku nggak tahu
harus bicara apa ?”
“Non Rosa bisa bicara bahasa
Inggris ,kan ?” tanya salah satu ibu yang mulai bersemi sebuah harapan di
hatinya.
“Lumayan bu !, dulu setiap ada
kunjungan tamu dari luar negeri di kantorku, aku disuruh bosku menjadi jubirnya”.
“Ah kebetulan sekali, kita tanpa
protokoler bisa langsung curhat dengan Sang Ratu Inggris. Dan minta disampaikan
langsung pada Presiden SBY tentang nasib kami” pinta Bu Ramelan.
“Tapi misi ibu-ibu itu apa ?, aku
belum tahu ?”
“Gini lho Non Rosa, Pemprov
Jakarta berencana menjadikan Sungai Ciliwung sebagai Kawasan Wisata Air, maka
kami semua dalam waktu dekat akan digusur begitu saja. Makanya kamu pengin
curhat dengan sang ratu.
“Beruntung minggu kemarin ada
beberapa wartawan CNN dan BBC News yang menayangkan di media mereka lengkap
dengan pengambilan gambarnya. Sehingga penggusuran dibatalkan”, sahut Bu RT .
“Ibu nelihat sendiri tayanganya
?”
“Oh iya Non Rosa !. Bahkan mereka
akan menyampaikan kasus ini ke Komisi Hak Azasi Manusia Internasional bila
pemerintah menelantarkan kami “ kata Bu Hamzah.
“Terus keinginan warga itu apa ?”
sahut Rosallia.
“Kami inginkan sebuah relokasi
yang permanen seperti rasunewa, meski kami harus membelinya dengan harga murah
“
“Oh...begitu, tapi aku nggak
berani janji ya bu !,karena masalahnya
aku bisa dekat dengan Ratu Inggris nggak, itu masalahnya. Kita terbentur
masalah protokoler nantinya.Tapi nanti aku coba ya !”
“Ada beberapa momen yang paling
memungkinkan untuk Non Rosa untuk hanya sekedar ngobrol menyampaikan misi kami
secara non formal, yaitu saat Sang Ratu Inggris datang dan diperkenalkan dengan
kami semua, saat itu kami semua berniat menerobos pengamanan untuk berbicara
hanya beberapa menit saja “ Bu RT menambahkan.
“Tapi dia si cantik itu, apa mau mendengarkan keluh kesah kami, Bu RT ?” Bu Agus masih belum percaya dengan
misi itu.
“Justru itulah mereka mengadakan
kunjungan ke Indonesia sama seperti kunjngan Lady Dy dan Pangeran Charles ke
Indonesia beberapa tahun lalu “ jawab Bu Santoso.
“Ibu- ibu jangan khawatir, keluarga Kerajaan
Inggris dikenal seantero dunia sebagai figur yang peduli sesama dan pendengar
yang baik, tidak seperti pejabat pejabat lainnya. Oleh karena itu kita sangat
beruntung kedatangan mereka “ .
Mereka yang hadir di diskusi jalanan
itu sebagian besar masih menggayutkan wajah tak percaya akan misi ini. Bahkan
sebagian lagi masih memendam rasa khawatir bila misi itu menimbulkan sesuatu
yang tidak mereka inginkan. Lantaran sebagian besar dari mereka adalah insan
insan yang hanya memiliki kulit, daging dan tulang yang tiada seberapa
kokohnya.
Mereka telah
terlanjur bermukim di pemukiman liar di bantaran, apabila Pemprov masih
bersikeras menggusurnya merekapun hanya menerima dengan pasrah. Meski sebagian
besar dari mereka sudah menyekolahkan anak anak mereka di sekolah terdekat dan
sebagian lainnya sudah menetap di kios –kios permanen.
Mereka kinipun hanya mampu
terpaku diantara kerumunan ibu-ibu yang berdiskusi.
“Kalau ibu-ibu masih khawatir,
OK-lah aku akan ke kedubus Inggris,kebetulan aku punya teman yang kerja di
sana. Aku akan minta waktu barang 5 menit untuk berdiskusi dengan Kate Midlleton. Kita coba saja
barangkali kita mendapatkan jalan untuk ini “. Rosallia memaparkan hasratnya
dengan suara yang datar dan perlahan, agar kata-katanya mampu menyelinap dalam relung
jantung semua ibu yang hadir.
“Horeeeee....Hidup Non Rosa, Hiduup....Sang
Ratu Rosallia “. Tanpa suatu komando mereka semua bersorak kegirangan.
Kegirangan untuk sebersit upaya membela nasib mereka,yang selama ini tidak ada
satu pihakpun yang peduli.
Mereka kini telah pulang ke rumah
kumuh mereka masing-masing, karena hari sudah siang. Tinggalah kini Rosallia
yang anganya serasa hendak merobek langit, terbang tinggi dan tinggi memikirkan
jalan hidupnya dia sendiri yang masih belum jelas, dan yang lebih menyita ruang
hatinya adalah perjuangan membela nasib tetangganya.
Rosallia kini tenggelam dalam
kancah perjuanangan membela nasibnya sendiri. Jarum jam masih berlari tak ada yang berniat menghentikanya.
***
Kate Middleton tidak mampu
menyembunikan senyum bahagia ke semua warga yang tumpah ruah di sepanjang
Bantaran Sunga Ciliwung. Kesahajaan tetap saja ditampilkan sang ratu ini,
dengan mengenakan stelan rok sebatas lutut dan berlengan panjang serta berwarna
biru muda, model pakaian resmi karyawan perusahaan swasta. Satu demi satu dia
menyalami semua tamu undangan dengan senyum rang renyah.
Sekali sekali Kate
Midlleton melempar pandangan
ke arah tamu ibu-ibu warga Bantaran Sunga Ciliwung, yang berdandan pakaian jawa
dengan stelan atasnya berwarna hijau daun, terutama kepada Rosallia yang cantik
jelita. Dengan dandanan tradisional itu Rosallia tidak berbeda dengan aktris Bolywood
Hema Malini. Sebersit rasa kagum pada kecantikan wanita Indonesia ini.
Tiba giliran ibu-ibu warga
bantaran diperkenalkan oleh protokoler, semua ibu kini memandang dan menanti
sang jubir yang cantik jelita untuk memberikan curhatnya.
“Please Miss Rosallia !” demikian
pinta sang pendamping Kate Middleton dari kedutaan Inggris
yang sebelumnya telah dilobi Rosallia, untuk memberi kesempatan barang beberapa
menit pada Rosallia untuk memaparkan derita warga sekitarnya.
Dengan native speaking yang
lancar, disertai tawa yang renyah kedua wanita cantik itu saling berdiskusi. Kate Middlelton tak disangka memberikan
antuias yang tinggi dan berkenan mendengarkan dengan jeli meski waktu untuk
berbicara antara keduanya telah jauh melewati batas limit, namun Sang Ratu
Inggrispun tidak memperdulikan. Bahkan kini dia mengajak Rosallia untuk berjalan
menyisir bantaran sungai. Kelihatan mendung tebal kini menyelimuti wajah sang
ratu menyaksikan penderitaan sebagian manusia di Indonesia, meski wilayah ini
bukan termasuk kedaultan Inggris Raya.
Rosalliakini mengajak Kate Middleton untuk sekedar
mencicipi masakan sayur asam dan ayam goreng hasil masakan warga setempat.
Kembali Kate Middleton mengurai
senyum renyahnya. Kini mereka berdua bagaikan ratu kembar yang sama sama
menawan hadirin yang datang, termasuk juga staf protokoler kedutaan yang
akhirnya hanya membiarkan mereka berdua berdiskusi. Kate Middleton yang semula
hanya Rosallia lihat di TV kini benar benar berada di sampingnya, bahkan mereka
kini berdua bagaikan sahabat yang lama tak jumpa.
Hari telah beranjak siang, misi
yang terakhir bagi jubir warga Bantaran Sungai Ciliwung adalah memohon kepada
Keluarga Kerajaan Inggris itu untuk menyampaikan penderitaan mereka semua
kepada Presiden SBY, salah satunya adalah menampung mereka dalam relokasi yang
terjangkau. Tak diduga oleh Rosallia kini Kate
Middleton memeluk dia dengan sebuah bisikan di telinganya, bahwa dia akan
berusaha menyampaikanya dan sebuah hasrat untuk mendirikan sebuah LSM
Internasional untuk sebuah pengentasan kemiskinan di indonesia, dan dia
mempercayakan Rosallia untuk memimpinya. Sebuah senyuman paling renyah dan
tulus kini menghiasi bibir Sang Ratu Rosallia ***.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar