Jumat, 18 Desember 2009

PUISI UNTUK BERANDA TAHUN BARU 2010

PUISI di BERANDA TAHUN BARU

KEMBANG API WARNA WARNI

Ada beribu warna menggambar langit
warna biru adalah hati pilu kelabu
seonggok dukapun,
segera disodori langit warna merah ceria

aku jinjing senja sebelum berganti tahun
untuk menghitung nafas yang telah merengkuh peluh
terlanjut dada yang melegam terbuka lebar
menantang fatamorgana,
di ufuk barat.



ANDAI BIDUK MERAPAT KE PANTAI

Yang mampu menuliskan prosa hidup
adalah cermin yang tergolek lusuh
lantaran sinar dari halaman rumah
telah menyilaukan mata ini

serpihan hidupun masih bisa dipunguti kembali
walau hanya tersisa ketidak tahuan esok pagi
jangan kita menopang lagi pada tulang iga yang
mulai retak ,
sedangkan bibir dan gincu telah memadati
tatap sendu hati yang telanjang

andai biduk telah merentangkan layar
jangan sedih bila buih putihpun tak mau lagi akrab
enggan membawakan lagi bait kerinduan
tetap saja kita tatap
pantai yang terselip di kakai langit.






DI TEPIAN BUNGALOWMU

Aku coba patahkan ranting kering
agar tidak lagi rimbun halaman bungalowmu
biar pagipun beselimut embun sejuk
mau menambatkan pada beranda bungalowmu
lantas harus bagaimana lagi .
bila dinding kamar bungalowmu
tetap saja menghimpit dingin membujur

sedangkan pagi telah berubah dengan tabir yang baru
berhias renda silih bergantinya hiasan
tak kunjung usai , bila kita tetap menggapai
kembang setaman di halaman yang mengering

DI TENGAH MALAM TAHUN BARU

Bukankah aku telah simak
dengan seluruh nadi darahku
agar tetap mengalirkan semua yang kau pinta
lantaran telah hilang lakon hidup
episoda demi episoda
kini malampun bertabuh genderang tahun baru
biarlah aku hadirkan lagi
bahasa tubuhku yang lama terbang
merengkuh awan
biarkan pula langit memberikan senyumnya
asalkan kita sewarna merah, biru dan jingganya
tahun baru.

BIARLAH TETAP LEKAT TANGAN YANG BERGANDENG

Malam ini tak mau aku menanti datangnya rembnulan
Lantaran telah aku basuh wajah dengan senyum bidadariku
Yang telah memberikan aku secawa air pelepas dahaga
Biarlah semua tergambar jelas

Akan aku dapatkan lagi
Biru malam bertepi ormanen warna jingga
Sementara engkaupun masih menawarkan lagi
Sebilah hatimu yang telah meranum bahagia

JANJI ANYELIR DI MALAM TAHUN BARU

Cerpen Remaja

Prima memang telah kencan dengan Sandi untuk bertemu di malam tahun baru seminggu yang lalu. Ucapan Prima memang telah membalut begitu kuat di setiap denyut nadinya. Lantaran malam tahun baru langit akan berkubang seribu warna kembang api. Setiap barisan ombak di lautpun akan berhenti sejenak, air terjun akan berganti memberi senyum yang indah, kepada semua yang memadu cintanya, saat saat detik pergantian tahun.

“ Ntar kita akan mejeng di mana , San “ seru Prima dengan hati yang berharap cemas agar malam tahun baru segera tiba. Mataharipun telah Prima beri pesan supaya berputar lebih cepat.

“ Nggak tahu . Aku lebih merasa romantis bila kita nikmati malam tahun baru di Malioboro saja. Gimana Pram ” jawab Sandi, gadis manis yang telah menghanyutkan seluruh nadi dan jantung Prima dalam samudea pesonanya.

Prima hanya diam sesaat, seribu bunga warna jingga kini melintas di sudut hati cowok ganteng ini, lantaran hadirnya Sandi. Kekaguman Prima pada Sandi ternyata lebih menghanyutkan ketimbang yang lain. Primapun baru sadar ketika Sandi menggayutkan tangan di punda Prima.

” Kok diam saja sih Pram !. Apa kamu masih ingin enjoy lagi dengan Anyelir, cewekmu dulu yang seindah bunga sorga, yang beribu kali lebih baik dari aku, Pram ? “ . Primapun tersentak kaget, mendengar Sandi merajuk seperti anak kecil, yang penuh cemburu . Menggayutkan lagi masa-masa silam ketika dia masih memiliki Anyelir , yang kini di LA mengikuti ortunya yang bertugas sebagai bos perusahaan swasta.

” Sandi, aku tidak mau kamu menyebut nama itu lagi di depanku . Kamu miliku Sandi. Aku sudah lupa sama Anyelir. Biar kamu saja yang singgah di hatiku . Tolonglah San ! ”

” Habis kamu tadi nggak dengerin omonganku Pram, aku lihat tatapan mata kamu kosong. Kayanya kamu mbayangin malam tahun baru bersama Anyelir. Maafin aku ya Pram ? ” Sandi menyodorkan tangannya dengan mata di balik kacamatanya menatap sendu. Prima merasakan seluruh tubuh ini terbang ke angkasa. Ah Sandi kamu begitu penuh pesona, semoga engkau tidak berlalu , seperti Anyelir, begitu bisik hatinya.

Primapun menyambut tangan Sandi dengan senyuman yang tergambar dari hati ini yang terindah, Sandiipun melempar senyum tipis dari bibirnya yang lembut sembari mengulurkan tangan kirinya juga untuk merapatkan tubuhnya ke arah Prima. Dan kini dia merebahkan kepalanya di dada. Primapun membalasnya dengan mengusap rambut Sandi yang harum. Sesekali diciumnya rambut Sandi sembari membisikan segumpal kata sayang.

” Pram , aku sering cemburu , jujur saja sama aku ya , Pram ! . Anyelir jauh lebih segalanya darui aku kan Pram ? ”
” Ah. . . kamu ini , aku kan nggak mau kamu menyebut-nyebut dia lagi ! ”
” Tapi , Pram. Kalau kamu emang pengin terus dekat aku, kamu harus bisa melupakan dia. Itulah yang aku pinta ”
” Lho, emangnya aku masih memburu Anyelir. Biarkan dia bahagia di LA. Dia nggak kurang satu apapun ! “
“ Kok kamu tahu dia bahagia di LA , kamu kontak dia ya ?, Kamu masih pengin lagi bersama dia, gadis cuakep, kaya, pande lagi ? “ Tutur Sandi sambil menyurutkan langkah menjauhi Prima cowok yang dia anggap segalanya, Meski telah banyak cowok ganteng dan gaul yang naksir dia. Namun hanya Prima Antariksa aja yang membuat dia menyerahkan sebilah hati miliknya.

“ Udahlah San, kamu jangan mancing – mancing aku terus dong. Aku harus ngomong gimana. Itu kan masa- masa lalu San ?, Sekarang yang ada hanya aku dan kamu ! ”. Primapun tahu presis perangai cewek kolokan ini. Maka Primapun tak mau buang waktu lama, dia segera duduk mendampingi cewek gaul ini di sofa warna biru laut yang lagi marah nggak karuan arahnya, tapi setianya amit- amit nggak ada yang mampu menandingi, meski kadang kadang masih suka kaya anak ABG aja wataknya .

Justru saat seperti inilah yang ditunggu Prima , karena dia bisa melihat alami wajah cewek kolokan ini. Maka diapun lantas membiarkan Sandi hanya menghabiskan malam mingggu ini dengan wajah berselimut mendung kelabu, yang penting dia bisa melihat wajah ayu Sandi.

Malam kini berselimut kebisuan karena rembulan telah hampir menyentuh tengah langit, pertanda malam semakin larut. Udara dingin kini terasa sekali menusuk tulang mereka, lantaran memang dari pagi hujan tiada henti.

Sepanjang perjalanan pulang melewati jalan Kota Semarang yang membisu di telan dinginya gerimis, Prima masih saja terkungkung dengan makian Sandi. Bukan lantaran sakit hatinya tadi, namun karena Sandi mengajaknya untuk menghadirkan kembali Anyelir yang berusaha dia kubur dalam – dalam.

Bersama dengan air gerimis yang terus menerpa kaca mobil Xenianya, Prima kembali angannya ke dua tahun silam. Ketika dia mencoba datang ke rumah Anyelir di Ungaran, yang beberapa hari sebelumnya nggak ngasih kabar. Namun rumah itu telah kosong tiada berpenghuni, hanya kerabat Anyelir saja yang masih menunggu rumah itu.

” Jadi anda yang bernama Prima Antariksa ? “ . Jawab lelaki setengah baya yang ternyata Pamannya Anyelir.
:” Benar Om, Aku mau bertemu Irna Om ? ”
” Lho apa kamu belum tahu ? “
“ Belum Om, Emangnya ada apa ? ”
” Om nggak berani ngomong, Mas. Hanya surat ini yang Irna titipkan untukmu. Silakan kamu baca. ”
” Surat apaan Om ? ”
” Nggak tahu aku, Mas Pram, Irna nggak pesan apa – apa hanya menitipkan surat ini ”

Jantung Prima semakin berdegup keras, kedua tangannya terasa bergetar membuka amplop itu. Meski Prima nggak tahu perisi isi suratnya, namun dia sudah mampiu menduga apa yang terjadi. Sebaris dua baris dia baca surat itu hingga baris terakhir , Adakah sisa hatiku yang mampu aku naungi untuk menerima kenyataan ini, demikian bisik hati Prima yang kini hanya mampu duduk di sudut kursi tamu rumah Anyelir yangh mewah.

Bukankah Anyelir seminggu yang lalu biasa –biasa saja sikapnya, tidak ada sepotong katapun ia luncurkan tentang rencana kuliah di LA. Ataukah memang dia pandai menyimpan rahasia, atau mungkin saja dia telah menyembunyikan cowok lain yang jauh lebih baik segalanya dari aku. Pertanyaan itu berulang silih bergani datang dan pergi dari hati Prisma. Meski perhatiannya kini hanya tertuju pada jalan aspal yang ada di depanya. Primapun menjalankan mobilnya dengan pelan, menyusuri jalan Ungaran Semarang yang padat.

Malam tahun baru hampir tiba, Sandi udah nyiapin pakaina baru lengkap dengan assesorinya. Kesempatan itu udah dia bayangin, betapa mesra dan berkesan nantinya bermalam tahun baru di Malioboro gabung dengan ABG fansnya dar seantero mana aja.

Terlebih lagi pesta ini dia akan bareng dengan cowok yang singgah di hatinya, yang gantengnya kaya Arjuna turun dari kahyangan. Sesekali dia ngebel Prima, sekedar curhat ingin segera bermalam tahun baru di Malioboro.

Primapun tidak ingin melepaskan saat saat romantis nanti, meski dia masih terpagut dengan bayangan Anyelir yang memberinya janji akan ke Indonesia, saat malam tahun baru setahun lalu. Tapi nyatanya janji itu hanya terbawa angin liar entah ke mana, barangkali kehidupan di negara Paman Sam telah memberikan segalanya. Prismapun telah mati-matian melupakan sekuat tenaga, berniat mengubur kuat-kuat kenangan bersama Anyelir.

Namun penantian di malam tahun baru kali ini telah pupus sudah setelah hadirnya Sandi, cewek yang ayu, berkulit kuning dan semampai tubuhnya., apalagi dengan pemanis kaca mata minusnya yang menambah seribu pesona bagi dirinya. Namun sifat kolokannya yang belum bisa dihilangkan, tapi bagi Prima hal ini tak pernah digubrisnya.

” Prima , ada telepon ” seru mamanya dari ruang tamu yang sempat membangunkan lamunannya, pergi ke negri awan bergandenga tangan dengan Anyelir. Membagi suka bersama sekaligus menambatkan gelora hati. Tanpa menunggu lama kini dia sudah memegang gagang telepon rumah.

” Met pagi Pram, kamu masih hapal suara ini. Boleh aku bicara sama kamu Pram ? ” papar sebuah suara dari dalam gagang telepon.

” Kenapa nggak, kamu kan temanku yang dulu pernah aku kenal ”
” Betul, Pram ?. Apa dari hatimu yang tulus ?, aku jauh – jauh dari LA sengaja ke sini hanya untuk ketemu kamu Pram, Meski aku jauh dari Indonesia, namun bayangan kamu tetap hadir di hatiku Pram. Aku kangen sama kamu, boleh aku ketemu, kamu Pram ? ” .

” Tentu, Ir . Sekarang posisimu ada dimana ?, kalau udah di Semarang biar aku jemput saja. Kebetulan hari ini aku nggak ada acara, ” pinta Prima yang masih memiliki perhatian yang lembut kepada cewek yang pernah fade-away sama dia dengan hanya selembar surat

” Biar aku naik taksi aja , makasih sebelumnya Pram, kamu emang cowok yang penuh perhatian dan lembut. Aku tahu persis dirimu lho Pram, aku belum pernah ketemu cowok kaya kamu, betul lho Pram aku ngomong sebenarnya ” seru Anyelir dengan suara yang patah-patah lantaran barangkali ucapan itu emang keluar dari hati yang paling dalam ”

” Makasih tenan yang kamu ucapin tadi, ya udah gampang nanti kita bicara di rumah. Sekarang aku tunggu di rumah ya, ”

” Betul ya Pram , jangan pergi, jangan menghindar lho Pram Aku serius ingin ketemu kamu ”
” Sifat kaya gitu nggak bakalan ada di hatiku, udah ya tutup aja telepon ini, aku tunggu kamu di rumah. Met ketemu lagi ya Ir ” Prima segera menutup telepon itu, Lantaran jantungnya berdegup keras, sekeras duatahun lalu kala Anyelir meninggalkan dia tanpa pesan.

Kegalauan hatinya ini bukan karena pertemuannya nanti denga Anyelir, namun Prmapun tahu acara dengan Sandi bakalan kacau, padahal dia sudah memberikan janji ama Sandi bakalan tahun barunan di Malioboro malam nanti dan mestinya saat ini juga dia harus berangkat menjemput cewek kolokan itu. Apa jadinya bila dia ngaak nepatin janjinya itu, bisa-biasa terjadi kiamat 2012. Makanya kini Primapun harus jujur berkata apa adanya terhadap Anyelir, meski diapun tahu bakalan membuat luka hati Anyelir.

Pintu belakang taksi kini terbuka sudah, tak lama keluarlah Anyelir bersama Madam Ivon temen Anyelir dari Paman Sam. Kedua remaja inipun kini berpelukan kaya dalam akting sinetron.

” Met ketemu lagi Irna, silakan masuk saja ”. Kedua remaja itu lama berpelukan, terutama Anyelir yang lama baru bisa melepas pelukan itu, lantaran seribu rasa kangen yang lama menggumpal di dalam hatinya.

Kini hanya mereka berdua yang ada di berabda depan rumah Prima. Sementara itu Madam Ivon lagi tenggelam asyik bersama-sama dengan Mama dan Papanya Prima lagi punya acara sendiri ke Bandungan/

” Kamu tambah kurus Pram, Ayo dong enjoy. Sambut aku yang dari jauh dengan ceriamu dong. Mana Prima yang dulu amat mesra dan lembut itu, ayo dong ? ” . Anyelir sengaja merapatkan duduknya di samping Prima. Namun cowok ganteng itu memang udah nggak kaya dulu lagi. Lantaran janji Anyelir yang hanya di bibir saja.

” Ah biasa aja kok Ir, emang beginilah tampang Prima, sedari dulu juga emang kaya gini, cowok yang nggak punya apa-apa , hanya bisa menerima janji-janji doang “ .


” Aku tahu hatimu Pram, aku memang bersalah meninggalkna kamu setega itu. Namun apa dayaku Pram melawan kemauan Papa dan Mama. Papa ditugaskan ke LA oleh Om William untuk memimpin perusahaannya di sana. Sedangkan aku diminta papa untuk kuliah di sana. Emang saat itu aku kalut sekali Pram . Apalah aku ini bila nggak dekat kamu ” Terlihat Anyelir sudahbasah matanya menahan kegalauan hatinya.
” Aku juga nggak tahu harus bagaimana saat itu, Seharusnya kamu bisa sms atau kirim email sama aku, Seberapa beratnyasih kirim sms apa email ?. Sehingga aku jadi tahu apa arti semua ini ”
” Maksud kamu gimana Pram ? ”
” Seandainya aku harus menunggu kamu sampai kamu balik ke Indonesia, sampai studi kamu berhasil akupun sanggup menunggu,. Tapi ya uahlah Ir. Kamu udah menentukan demikian ya udah ”
Kini hanya terlihat mata dan pipiAnyelir yang basah penuhi air mata, demikian juga hati Prima yang masih merasakan perih lantaran sembilu cinta telah mencabik hatinya. Anyelirpun tidak mampu berbuat apa lagi, kini hanya pelukan mesra kepada cowok yang dikhianatinya sekaligus diharapkan cintanya lagi. Lama Anyelir berada di pelukan Prima, sehingga pipi Prima kini hanya dipenuhi air mata Anyelir. Setelah kembali Anyelir menemukan hatinya lagi, maka dilepaskanya pelukannya itu, sementara Primapun masih terlihat diam membujur.

” Inilah lemahnya seorang wanita , apalagi menghadapi papa yang sikapnya keras ”
” Emangnya kamu diapain ? ”
” Papa dan Mama minta aku untuk hidup bersama dengan Om Chandra, bawahan Papa yang juga ngikut kita ke LA. Meskpun dia tak kurang suatu apapun, namun hanya kamu yang singgah di hatiku hingga kini, Pram ! ”
” Kasihan dia dong kamu tinggalkan , jangan sakiti dia seperti kamu nyakiti aku dulu, Ir ”
” Teganya kamu bilang begitu Pram. Apa dah nggak ada lagi hatimu ? ”
” Aku juga tahu perasaanmu Ir, tapi kamu juga harus tahu betapa goncangnya diriku saat kamu tinggalkan, berhari-hari tak secuil nasipun masuk ke prutku, hingga aku sakit Sejak kita duduk di bangku SMP kita sudah saling dekat. Tujuh tahun kita selalu bersama, tapi kamu tinggalkan begitu saja, hanya selembar surat perpisahan yang kamu pinta sendiri. Sampai mama dan papa membawaku kerumah sakit agar aku sembuh, Saat itu datanglah Sandi yang mendampingiku, aku tahu dah lama dia ingin dekat aku, tapi aku selalu milih kamu ”
Terdengar isak tangis memenuhi ruang beranda itu yang kini dipagut kisah cinta dua remaja yang saling harus mengerti arti saling memahami satu sama lain. Keduanyakin hanya terdiam , masing-masing kini dililit lamunan yang membawa mereka ke angan masing-masing.

Sementara hari tak terasa telah merambat senja, terlihat disana-sini banyak orang yang siap-siap merayajan malam tahun baru.

” Pram, ajak aku kemana aja untuk bermalam tahun baru bareng kamu, sebelum aku balik ke Jakarta. Barangkali ini untuk perpisahan kita. Kan dua tahun lalu aku nggak sempat ngucapin perpisahan sama kamu. Kamu mau kan ?, kamu masih seperti Pram yang dulu kan ? ” Pinta Anyelir dengan mata sayu seakan meminta Prima menuruti kemauannya.

” Aku memang Prima yang masih seperti dulu, sahabatmu. Tapi aku nggak mau meluikai hati dia. Sekarang nggak ada lagi yang aku miliki selain dia. Maafin aku ya Ir. Sungguh berat memang yang namanya perpisahan, tapi aku hartus gimna lagi ?. Kamu cantik lho Ir, aku yakin kamu akan mudah mencari penggantiku ”

’” Aku ., ya udah Pram. Semoga Tuhan Mempertemukan aku lagi, Boleh aku mengajukan permintaan Pram ? ”
” Akukan sahabatmu, kenapa enggak ”
” Aku akan mengucapkan met tahun baru diamanapun aku berada, sebagai penebus atas kesalahan aku sam kamu. Meski engkau telah bersanding dengan Sandi, aku tak perduli. Bolehkah Pram ? ”

” Tentu saja Ir, akupun akan selalu menunjungimu dimanapun kamu berada bila nanti aku ke Jakarta, Asal kamu tetap memberiku alamat.

Kedua remaja itupun kini kembali berpelukan entah untuk yang terakhir kali. Yang jelas dalam hati kedua remaja tersebut sebenarnya masih ada benih cinta, namun karena kedua saling menyayangi dan saling mambahagiakan, maka merekapun kini saling mengambil jalan sendiri-sendiri..

Malam tahun baru kini menjadi saksi terjalinya benih cinta antar Sandi dan Prima. Meski kedatangan Prima ke rumah Sandi terlambat, namun Sandipun menerima alasan demi mereka berdua. Kini mereka bermandikan cahaya warna-warni kembang api tahun baru.

Kamis, 10 Desember 2009

PUISI cinta

1. ENGKAU YANG ADA DIMANA

Aku coba meletakan batas pandangku kearah rembulan
Yang menepi kemudian memberikan sebagian sinarnya
kemudian aku simpan di atap rumahku,
agar esok pagi aku bisa selalu melihat wajahmu
engkau, maukah kau hadir,
bila di halte BRT, di Mall, di setiap taman kota
engkaupun hadir menitipkan raut wajah, pada kantong bajuku
lalu aku jinjing hingga aku tergolek sepi
simpan saja sebilah hati ini bila engkau
tak mau lagi menembus batas pandangku


2, NYANYIAN IN I

Bernyanyipun nampak teduh bila di bawah pohon belimbing
di ujung jalan menuju rumahmu,
aku perhatikan sekali lagi, tiada kentara engkau menuliskan
novel cerita yang belum sempat aku pahami
adakah nyanyian yang mengharubirukan suasana
tentang hati yang terkapling pada sisi sebelah ini
adakah keretakan yang engkau pahami
nyanianmu biarlah merobek seluruh kulit tubuhku
nyanyianmu biarlah membuat tulang igaku bergeretak patah
nyanyianmu akan aku ajak hingga penat tubuh ini dan memar semua ototku


3. AKU TERJAGA, MALAMPUN BERTAMBAH TEMARAM

Ketika aku lipat seluruh nadi dalam kelopak mataku
Aku saksikan bintang-bintang berseru gembira
yang telah kau buat pijakan untuk menggapai pagi yang
masih terselip di bilik ufuk timur
engkau pula yang mengulurkan kedua tanganmu
lalu aku balas dengan sisi hati yang paling teduh
mengapa engkaupun melambung jauh ke kaki langit
hingga sementara tubuhku terbujur kaku
lalu nafas inipun mulai menghitung,
berapakah pagi yang bisa aku jamah
ketika aku terbangun

lengang inipun mungkin ditelan debu kiamat
sementara jam dinding bergetar melambat seakan hendak menertawaiku
tak lupa akupun susun satu rangkaian nafas
bila engkaupun masih menerbangkan awan
pada sehelai hidupku yang terbawa angin kembara

masihkah pula aku terjaga
bila temaram malam menjadi episoda jengkal hidupku
namun akupun kuda berlari
dari kehampaan , kekosongan atau kebodohanku
sebab aku hanyalah jiwa yang meluruh
bila engkaupun turut dalam temaram malamku


4. DI EPISODA TERAKHIR

Bila tabir ini sudah ditutup, sehingga masih ada sebagian
kisah hidup yang dikulum di pelataran rumahku
angin pagipun memunguti kembang seribu warna
biar aku selipkan di telingamu
namun tiada lagi satu sisi yang akan kau torehkan
dengan warna jambon berenda optimis

belum lagi perahu kandas ini menepi
lalu kau serahkan pilu yang meradang alam maya ini
adakah gemuruh debu yang mampu menelanjangi
bila satu demi satu kata hatimu telah aku lalui
hingga membentuk kembang wewangian
cempaka, bougenviole, nusa indah
yang mulai tidak mau lagi menggenggam
peluh yang aku bawa pada episoda